Sejak lahirnya kalah bertaruh, secara resmi mini album ini diperuntukkan untuk merangkul para pendengar, di luar Nadin beserta sebagian dari dirinya di masa lalu, yang tengah menghadapi ketidakpastian dan kegelisahan. kalah bertaruh akan mengombang-ambing rasa para pendengarnya di tiap lagu dengan balutan ketenangan lantunan musik khas Nadin Amizah.
Mini album ini bukan sekadar roman picisan belaka, tetapi kalah bertaruh turut mampu merangkum proses seseorang dalam bertahan, memperjuangkan, melepaskan, hingga mengikhlaskan sesuatu yang bukan menjadi miliknya.
Memulai babak pertaruhan dengan upaya bertahan dalam ‘sebuah tarian yang tak kunjung selesai’, hingga ‘dan, selesai.’ sebagai penutup yang disuguhkan dalam bentuk ajakan untuk berbahagia, meski itu di jalan yang berbeda. Nadin seolah berkisah seakan penyertaan Tuhan dan semesta menjadi salah satu bagian terpenting di tiap prosesnya.
Baca Juga: Dituding Hina Orang Miskin, Nadin Amizah: Saya Berbicara dari Pengalaman
Selain itu, Nadin tidak hanya membagikan kisahnya melalui lagu-lagu yang ia senandungkan, tetapi ia juga tengah berkisah melalui tematik visual dari mini albumnya (artwork). Jalan, kamar, dan mobil menjadi pilihannya dalam memvisualisasikan karyanya; intim dan personal, selayaknya sebuah hubungan.
Kalah bertaruh bukan hanya sebuah medium berkisah, tetapi juga menjadi karya yang utuh. Keutuhan mini album ini bukan hanya tercermin dari kekayaan akan musikalisasi Nadin yang tak perlu diragukan lagi, melainkan bagaimana ia membagikan kisah pertaruhan cinta belianya pada dunia dengan lapang dada.
“Mini album ini menjadi istimewa untukku, karena melalui karya ini, aku memberanikan diri untuk bicara sepenuhnya tentang cinta dengan sederhana dan tanpa diputar-putar.” Ujarnya dengan tenang. Dengan lahirnya kalah bertaruh, karya ini dipastikan mampu bermuara dan menyertai siapa pun yang tengah berproses. Oleh karenanya, selamat menikmati dan menyelami dunia lain dari Nadin Amizah, kalah bertaruh di hari Rabu.