Banjarmasin, Sonora.ID - Beberapa hari belakangan muncul sebuah petisi dari kalangan masyarakat Banjarmasin, untuk mengusulkan maestro Lamut, Gusti Jamhar Akbar sebagai nama lokasi objek wisata Menara Pandang yang berlokasi di jalan Piere Tendean.
Sosok Gusti Jamhar Akbar sendiri adalah seorang seniman, yang mengabdikan hidupnya untuk melestarikan seni tutur kata Laut di Kalimantan Selatan.
Kai Jamhar sapaan akrabnya menjadi pelamutan (orang yang menyampaikan cerita lamut) sejak umur 10 tahun. Ia menekuni kesenian ini selama 54 tahun. Kepandaian balamut dia dapatkan karena sejak kecil selalu diajak bapaknya bermain lamut.
Baca Juga: Polemik Pengelolaan Pasar Sudirapi, Pemko Banjarmasin Persilakan Tempuh Jalur Hukum
Ia lahir di Alalak pada 7 November 1942 dan meninggal dunia di usia 78 tahun di Banjarmasin pada 28 Februari 2021.
"Petisi ini mulai disebar dua minggu sebelum acara menyeratus atau memperingati 100 hari kematian beliau, baik secara online atau tertulis," ucap Hajriansyah, Ketua Dewan Kesenian Kota Banjarmasin, saat dihubungi Smart FM melalui sambungan telepon, Rabu (30/06) siang.
Hajriansyah mengatakan, pengusulan nama bangunan yang menjadi ikon pariwisata Kota Banjarmasin ini merupakan bentuk apresiasi atas ketokohan Gusti Jamhar Akbar dalam melestarikan kesenian Lamut di Kalimantan Selatan.
"Pengabdian beliau di bidang seni Balamut ini lah yang menjadi alasan kami untuk mengajukannya sebagai nama gedung menara pandang," tambahnya.
Selain dengan petisi, pihaknya juga sudah mengajukan surat kepada DPRD Kota Banjarmasin untuk bisa melakukan audiensi soal usulan penamaan gedung tersebut.
Kemudian, Ia juga sudah menyampaikan perihal tersebut secara personal kepada Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina.
Baca Juga: Hadapi Ancaman Varian Virus Tanpa Persiapan Khusus, Dinkes Banjarmasin Sebut Belum Ada Temuan
"Sekarang kita masih masih menunggu jadwalnya dari pihak DPRD maupun Pemko Banjarmasin," ujarnya.
Saat dikonfirmasi, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina mengaku sudah mengetahui apa yang diungkapkan oleh ketua dewan kesenian Kota Banjarmasin.
"Saya kira hal yang wajar kita memberikan nama sebuah tempat, bangunan atau jalan dengan nama tokoh nama pahlawan, pejuang maupun tokoh lainnya. Kami akan akomodir. Tapi tidak haya satu tempat itu saja," imbuhnya.
Ia mengaku, bahwa di tahun 2019 pihaknya sudah ada rencana memberikan nama terhadap bangunan dan jalan-jalan baru dengan nama tokoh di Kalimantan Selatan.
"Kita juga memperhitungkan pemberian nama itu dengan kondisi lingkungan sekitar. Sehingga ikon-ikon wisata kita bisa dikenal oleh generasi kedepan," imbuhnya
Kendati demikian, Ibnu tidak ada memberikan ketegasan apakah usulan itu diterima atau tidak. "Karena untuk penentuannya tidak mungkin kami tentukan sendiri, tapi kita bicarakan dengan banyak pihak yang berkaitan dengan pengusulan ini," tutupnya.