Lebih lanjut Sulhan mengatakan, bahwa permintaan atau sumbangan bagi satwa ini adalah yang kedua sejak ditutup pada periode Maret-Juni tahun 2020.
"Waktu itu setelah lebaran memang ada penutupan sekali selama 10 hari, kemudian ditutup lagi pada tanggal 17 juni hingga tanggal 30 juni, nah sekarang dilanjutkan lagi dari 1 Juli sampai 14 Juli 2021," ungkap Sulhan.
"Bila dihitung penutupan ketiga ini sampai 30 hari artinya memang selama 30 hari ini kami tidak ada pemasukan sama sekali artinya nol rupiah. Sedangkan pengeluaran tetap berjalan untuk gaji karyawan, operasional dan juga pakan satwa," imbuhnya.
Sebagai langkah awal, kata Sulhan, manajemen sedang melakukan pemotongan gaji kepada 84 karyawan sebagai salah satu cara efisiensi karena tidak mungkin mengurangi pakan bagi 850 ekor satwa yang ada.
Baca Juga: Pembatasan Jam Operasional, Pemilik Restauran: Kami Harap Pemerintah Adil
Penutupan ini memang membuat beberapa hal di kebun binatang harus di kaji ulang seperti jumlah pakan yang sudah dilakukan beberapa kali namun pada saat ini adalah limit terendah yang maksimal bisa dilakukan.
Untuk faktor pakan satwa sekarang adalah titik terendah pakan yang bisa diberikan kepada satwa. bila ditekan lagi kemungkinan akan ada hal-hal atau dampak negatif bagi para satwa.
"Semua sudah dikaji secara mendalam dan juga dilakukan modifikasi pakan yang ujungnya adalah seperti yang ada pada saat ini. Bila dilakukan pengurangan lagi khawatir akan dampak negatif bagi satwa seperti sakit dan malnutrisi," kata Sulhan.
Pada penutupan periode pertama tahun 2020 semua satwa selamat karena modifikasi yang dilakukan seperti yang ada pada saat ini.
"Faktor kesehatan juga harus dilihat dalam modifikasi pakan karena jangan sampai modifikasi atau pengurangan berdampak pada kesehatan satwa," tutup Sulhan.
Baca Juga: PPKM Darurat, Pelaku Usaha: Efek Domino pada Sektor Usaha Lain!