Mendukung pernyataan tersebut, Eddy Satriya, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM merinci bahwa, Kemeterian Koperasi dan UKM masih melanjutkan program PEN dari tahun lalu.
“subsidi bunga kredit usaha, penempatan dana pemerintah pada mitra bank umum, imbal jasa penjaminan, penjaminan lost limit, kebijakan pph final, dan Bantuan Presiden Usaha Mikro (BPUM),” sebutnya.
Prioritas anggaran PEN untuk membantu UMKM, dinilai Eddy, jarang terjadi di negara lain, bahkan dinilai lebih baik dibandingkan standar internasional.
Baca Juga: Epidemiolog Nilai Janji Penguatan 3T Hingga Saat Ini Sebatas Wacana
Turut angkat suara, Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra Saleh Atmawidjaja menegaskan bahwa, Kementerian PUPR sedang fokus pada 5 program prioritas nasional selama pandemi.
“Salah satunya adalah program padat karya tunai senilai Rp 23,24 triliun yang diasumsikan mampu menyerap 1,2 juta tenaga kerja, ini dalam rangka membuka lapangan pekerjaan sampai ke pelosok pedesaan melalui 20 kegiatan seperti reservasi jalan, perbaikan drainase, mengecat jembatan dan lain-lain. Realisasinya sudah mencapai 47 persen yang kami perkirakan hingga kini telah menyerap 700 ribu tenaga kerja,” jelasnya. (*Adv)
Baca Juga: Soal Pemulihan Ekonomi Nasional, Ini Strategi yang Bakal Dilakukan Bank Indonesia