Sonora.ID - Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga akhir Juni 2021 mencapai total anggaran Rp 237,4 triliun, atau sekitar 34 persen dari anggaran Rp 699,43 triliun.
Rinciannya, pada Klaster Kesehatan program PEN terserap sebesar Rp 45,4 triliun atau 26,3% dari pagu, Klaster Perlindungan Sosial terserap Rp 65,36 triliun atau 44% dari pagu, Klaster Dukungan UMKM dan korporasi Rp50,93 triliun atau sekitar 26,3% dari pagu, Klaster Program Prioritas Rp 39,79 triliun atau sekitar 31,1%, dan Klaster Insentif usaha Rp 36 triliun atau 63,5% dari pagu anggaran.
Kunta Wibawa, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Pengeluaran Negara menyampaikan dengan kondisi penyerapan dana program PEN seperti itu, sebenarnya pencapaiannya sudah cukup signifikan.
Baca Juga: Kehadiran Pemerintah dalam PEN, Stafsus Menkeu: Kami Fasilitasi dan Dukung
“Sampai pada periode semester II 2021 ini pencairannya akan jadi jauh lebih baik,” tuturnya dalam Dialog Produktif KPCPEN yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Rabu (30/6).
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya juga menyebutkan bahwa indikator ekonomi makro menunjukkan bahwa perekonomian nasional mulai menunjukkan pemulihan dan penyerapannya juga lebih tinggi daripada kuartal I dan II 2020.
Capaian-capaian seperti program prioritas di sektor padat karya yang dilakukan Kementerian PUPR dinilai relatif lebih baik daripada tahun lalu, begitu pula untuk UMKM dan koperasi yang sudah sesuai target.
Baca Juga: DPR Minta Himbara Fokus Salurkan Dana PEN dan Bantuan Produktif UMKM
Mendukung pernyataan tersebut, Eddy Satriya, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM merinci bahwa, Kemeterian Koperasi dan UKM masih melanjutkan program PEN dari tahun lalu.
“subsidi bunga kredit usaha, penempatan dana pemerintah pada mitra bank umum, imbal jasa penjaminan, penjaminan lost limit, kebijakan pph final, dan Bantuan Presiden Usaha Mikro (BPUM),” sebutnya.
Prioritas anggaran PEN untuk membantu UMKM, dinilai Eddy, jarang terjadi di negara lain, bahkan dinilai lebih baik dibandingkan standar internasional.
Baca Juga: Epidemiolog Nilai Janji Penguatan 3T Hingga Saat Ini Sebatas Wacana
Turut angkat suara, Juru Bicara Kementerian PUPR, Endra Saleh Atmawidjaja menegaskan bahwa, Kementerian PUPR sedang fokus pada 5 program prioritas nasional selama pandemi.
“Salah satunya adalah program padat karya tunai senilai Rp 23,24 triliun yang diasumsikan mampu menyerap 1,2 juta tenaga kerja, ini dalam rangka membuka lapangan pekerjaan sampai ke pelosok pedesaan melalui 20 kegiatan seperti reservasi jalan, perbaikan drainase, mengecat jembatan dan lain-lain. Realisasinya sudah mencapai 47 persen yang kami perkirakan hingga kini telah menyerap 700 ribu tenaga kerja,” jelasnya. (*Adv)
Baca Juga: Soal Pemulihan Ekonomi Nasional, Ini Strategi yang Bakal Dilakukan Bank Indonesia