Sonora.ID - Tak sedikit pengguna media sosial yang tidak mengetahui aturan penggunaan media sosial, sehingga mereka juga tak menyadari konsekuensi yang muncul dari penggunaan salah satu produk kemajuan teknologi tersebut.
Padahal, jejak digital menjadi hal yang sangat sulit untuk dihilangkan, termasuk dengan posting-an, foto, kata-kata, atau video yang melibatkan orang tersebut.
Bahkan saat ini berbagai instansi pendidikan atau perusahaan mempertimbangkan jejak digital tersebut sebagai syarat untuk menerima siswa atau karyawan.
Baca Juga: Disrupsi Digital, Ketahui Pentingnya Upgrade Skill untuk Lebih Produktif
Terlanjur memiliki jejak digital yang buruk? Seorang digipreneur Daniel V. Lie punya jalan keluar yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut.
“Kalau yang harus dilakukan adalah, mulai sekarang, coba cari jejak digital Anda dan berusahlah untuk menghapus jejak digital tersebut yang menurut Anda buruk,” tegasnya.
Meski hal tersebut mungkin tidak mudah, namun pengguna media sosial yang memiliki jejak digital buruk bisa mengusahakan agar data buruk tersebut bisa terhapus.
Pasalnya, jejak digital ini membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan di zaman perkembangan teknologi saat ini.
“Karena, bahwa digital ini, apapun yang kita lakukan itu adalah brand ambassador-nya kita. Jadi ada brand image kita di sana. Jadi apapun yang kita lakukan itu akan jadi brand kita. Orang akan kenal kita, tahu kita, dan akan punya satu labeling tentang kita melalui jejak digital yang kita punya,” jelas Daniel.
Bukan hanya tentang konten yang dibuat dalam sebuah akun, tetapi penilaian tentang personality melalui kata-kata yang dipilih pun bisa menjadi sebuah data dan penilaian tersendiri.
Terlebih, ketika pandemi virus corona masuk ke Indonesia, penggunaan media sosial menjadi meningkat di tengah situasi yang tidak mengenakan tersebut.
Cara seseorang untuk menghadapi masalah mendunia, seperti Covid-19, di media sosialnya pun menjadi satu hal yang pasti dilihat.
“Tanpa kita sadari, kita sering mem-publish, kita sering mengomentari, bahkan kita memberikan beberapa input materi yang ada. Nah itu adalah menjadi jejak digital kita, yang menjadi digital brand ambassador kita,” jelas Daniel.
Baca Juga: Hadapi Bully di Media Sosial, Hailey Bieber: Suamiku Banyak Membantu
“Kalau memang kita pernah melakukan kesalahan, sebuah hal yang tidak pantas, cepat-cepatlah kita delete semuanya itu. Walaupun itu tidak menjamin akan ter-delete semuanyanya, tapi berusahalah untuk menghilangkan jejak tersebut,” sambungnya menegaskan.
Ketika sudah sadar, mulai saat ini Daniel menyarankan untuk setiap pengguna media sosial, bisa menciptakan jejak digital yang baik.