Di sisi lain, Maulana juga mengatakan mengapa pihaknya meminta penyelesaian konflik bisa dipercepat. Mereka menilai, pengelolaan makam terdahulu, belum berjalan secara maksimal.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Banjarmasin, Arifin Noor saat menerima perwakilan massa untuk melakukan audiensi di Aula Kayuh Baimbai mengaku, akan menampung tuntutan yang disampaikan pengunjuk rasa.
"Kami mengapresiasi tuntutan pengunjuk rasa. Sebenarnya secara hati nurani, kami hormati upaya mereka yang juga demi maksimalkan pembangunan di Kota Banjarmasin," singkatnya.
Dikonfirmasi terpisah, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Doyo Pudjadi mengaku menyambut baik apa yang menjadi tuntutan pengunjuk rasa.
Baca Juga: Gawat! Pasien Covid-19 di RSUD Sultan Suriansyah Penuh, Waspada Varian Baru
"Termasuk, meminta saya untuk dicopot sebagai Ketua Tim Penanganan Pengelolaan Makam. Tidak apa-apa, silahkan saja. Itu tergantung Wali Kota. Ibaratnya saya sudah memutar otak 1.000 kilometer per jam, dibilang loyo. Bingung Saya," ucapnya, saat dikonfirmasi Smart FM, melalui sambungan telepon, Kamis (08/07) siang.
Doyo menilai, dirinya sudah bekerja semaksimal mungkin. Namun apa daya, masing-masing kubu menurutnya masih berkeras ingin menguasai sendiri pengelolaan makam Raja Banjar, itu.
"Saya doakan mereka (pengunjuk rasa, red) diberikan kesehatan. Kemudian semoga ada solusi yang terbaik dan cepat," harapnya.
Di sisi lain. Doyo lantas menegaskan Pemko Banjarmasin tak ada kepentingan siapapun yang menjadi pengelola makam. Lantaran sedari awal pihaknya hanya bertindak sebagai fasilitator.
"Yang penting ada pengelolanya, produktif, profesional, maju. Kami tidak punya kepentingan menentukan siapa," tutupnya.