Makassar, Sonora. ID - Kepala Dinas Kesehatan Sulsel Ichsan Mustari menilai, kebijakan Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman yang memperketat akses masuk melalui Bandara maupun Pelabuhan patut disyukuri.
Sebab langkah itu dinilai efektif mencegah masuknya kasus covid dari luar ke Sulsel atau Imported Case.
Menurutnya, lonjakan kasus positif karena imported case telah terjadi sejak awal pandemi. Untuk itu, dengan pengalaman tersebut, Pemprov Sulsel berupaya agar tidak kecolongan lagi.
"Karena ini didasarkan pengalaman kita awal covid-19 karena imported case. Orang dari umroh masuk ternyata ada virus ini yang menjadi lokal case. Yang terjadi sekarang seperti itu lagi. Ramadan flat, lebaran mulai naik," ujar Ichsan Mustari kepada awak media, Kamis (8/7/21)
Ichsan mengatakan, Pemprov Sulsel memberlakukan aturan cukup ketat bagi pendatang yang ingin masuk ke Sulsel.
Selain harus PCR, mereka juga wajib menunjukkan sertifikat vaksinasinya.
Sementara bagi pendatang dari luar negeri, lanjutnya, mereka diminta isolasi terlebih dahulu selama 8 hari di lokasi yang ditetapkan yakni Asrama Haji Sudiang Makassar. Isolasi mandiri bagi pendatang dari mancanegara ini dikenakan tarif.
"Dengan pengetatan bandara dan pelabuhan, kita perlu bersyukur karena tidak didatangi virus," ungkapnya.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, PMI Tingkatkan Layanan dan Bantuan
Ia mengakui, lonjakan kasus akibat imported case ini membuat okupansi ruang isolasi rumah sakit di Sulsel meningkat hingga 2,83 persen. Sedangkan, ruang ICU, kenaikannya mencapai 1,74 persen per hari.
Akan tetapi, menurut Ichsan, penggunaan tabung oksigen di rumah sakit, sejauh ini relatif masih terkendali.
"Mari kita sama menguatkan protokol kesehatan ini lebih penting. Sambil vaksin juga digencarkan. Kurangi pergerakan. Virus tidak bergerak, orang yang bergerak," ucapnya.
Di sisi lain, Ichsan Mustari menyebut, dalam dua bulan terakhir, data kesembuhan Sulsel mencapai 95,8 persen. Lebih tinggi dari nasional yang mencapai 83,5 persen.
Sementara, angka kematian pasien covid-19 di Sulsel tercatat 1,5 persen, lebih rendah dibanding nasional yang mencapai 2,6 persen.
Tak hanya itu, Pemprov Sulsel juga menaikkan jumlah pemeriksaan sampel PCR. Dari sebelumnya mencapai seribuan, kini sebanyak hampir 3 ribu sampel per minggu.
"Positif banyak tanpa gejala jadi isolasi mandiri. Inilah strategi kita, posko PPKM di desa/kelurahan disiagakan untuk memantau warga," tutupnya.
Baca Juga: Hasil Revisi, Ini Aturan Baru PPKM di Kota Makassar