Makassar, Sonora.ID - Para vendor katering Duta Wisata Covid-19 mendatangi kantor Gubernur Sulsel. Jumat (9/7/21). Kedatangan mereka untuk menagih piutang yang hingga kini tak kunjung dibayar Pemprov Sulsel.
Salah seorang perwakilan vendor yang diketahui bernama Vita, bahkan meluapkan emosinya sembari menangis usai bertemu Asisten II Pemprov Sulsel.
Kepada wartawan, Vita yang juga merupakan keponakan Gubernur Sulsel non aktif Nurdin Abdullah ini mengaku hilang kesabaran. Sebab, ia dan teman-temannya sesama vendor katering terkesan diabaikan.
Baca Juga: KPPU Pantau Harga Obat dan Tabung Oksigen di Makassar, Ini Hasilnya
"kita sudah lima kali dipanggil inspektorat, BPK, selesai. Disuruh sabar. Sedangkan kita juga ada utang di distributor. Itu rakyat kecil juga kita ambil barangnya. Sampai sekarang kita belum bayar," ujar Vita sambil tersedu.
Tak hanya katering, menurut Vita, hotel yang digunakan pada program duta wisata covid-19 pun belum dibayar. Padahal, tahun sebelumnya, pembayaran selalu lancar.
"Hampir satu tahun lancar tidak ada yang kenapa-kenapa, baru kali ini begini," keluhnya.
Vita mengatakan, program Duta Wisata Covid-19 murni gagasan Nurdin Abdullah kala itu, sehingga tidak ada disposisi.
Baca Juga: Hasil Revisi, Ini Aturan Baru PPKM di Kota Makassar
Pemprov Sulsel kemudian melibatkan puluhan katering untuk membuat makanan bagi para pasien isolasi mandiri di hotel yang telah ditetapkan.
Vita mengklaim, hampir seluruh pengusaha katering di Makassar mendapat jatah dari program tersebut.
Duta Wisata Covid-19 disebut dapat menghidupkan sektor UMKM dan hotel di tengah krisis akibat pandemi.
Baca Juga: Tingkatkan Kesembuhan, WHO Puji Program Wisata Covid-19 di Sulsel
"Semua katering di Makassar diberdayakan sama Pemprov untuk bisa berjalan. Kita bisa kasih makan karyawanta'. Kita tertolong sekali waktu itu," ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Vita dan rekannya sesama vendor katering pun menuntut itikad baik Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman untuk segera menuntaskan pembayaran tersebut.
"BPBD, BKAD, Inspektorat, BPK kita sudah diperiksa berkali-kali. Sudah aman tentram, sisa persetujuan pimpinan. Mana pimpinannnya mau ketemu kita, tidak ada. Pimpinan ditemui saja susah. Kita kasih makan ratusan orang dulu belum dibayarkan sampe hari ini," ujarnya.
Baca Juga: Salah Input, 66 Pendaftar CPNS dan PPPK 2021 di Makassar Tidak Penuhi Syarat
Hal senada disampaikan perwakilan vendor berinisial L. Menurut pria 30 tahun ini, piutang Pemprov Sulsel kepada mereka mencapai milyaran rupiah.
Masing-masing katering, kata dia, punya tagihan dengan nilai bervariasi. Sayangnya ia tak menyebut secara rinci berapa ketering yang terlibat dalam wisata covid.
"Nominalnya banyak. Belasan katering. Ada semua di inspektorat sudah berapa kalimi. Sudah clear tapi sampai sekarang belum dibayar," imbuhnya.
Baca Juga: Ini Cara Penguatan Ekonomi dalam Program Makassar Recover
Imbas tersendatnya pembayaran, pihaknya harus kucing-kucingan dengan para distributor. Bahkan tak jarang, mereka didatangi para distributor dengan cara yang cukup kasar.
"Kami seperti penjahat dicari-cari distributor. Distributor juga nagihnya sudah kasar. Kami kayak dipimpong. Kami sudah berulang kali diberi angin segar," ucapnya.