Namun, upaya testing yang dilakukan Satgas Covid-19 Kota Banjarmasin, menjadi catatan Anggota Tim Pakar Covid-19 di Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Hidayatullah Muttaqin.
Ia menilai, meski jumlah testing di Kota Banjarmasin sudah memenuhi standar WHO yakni minimal tes 1/1.000 penduduk per pekannya. Namun, dari hasil tes yang dilakukan juga menunjukkan masih tingginya tingkat penularan yang terjadi.
Sebagai gambaran. Ia menjelaskan, data jumlah test per pekannya di Kota Banjarmasin, pada tanggal 7 Juli mencapai 2.121 kali. Hanya saja angka positivitasnya juga bertambah yakni sebanyak 25,7 persen.
Padahal dua pekan sebelumnya, atau 24 Juni lalu tingkat positivitas di Kota Banjarmasin masih berada di titik 14,35 persen.
Baca Juga: Sudah Sejauh Mana Vaksinasi Covid-19 Guru di Banjarmasin? Cek Faktanya
Sementara bila mengambil patokan kriteria WHO, tingkat penularan bisa dikatakan rendah jika dalam dua pekan berturut-turut angka positivitasnya 5 persen ke bawah.
"Maka di tengah penularan yang sedang masif ini jumlah testing harus digenjot sebanyak-banyaknya dan tidak dibatasi oleh standar minimal 1/1000 penduduk per minggu," sarannya.
Bukan tanpa alasan hal itu dilakukan. Ia menilai, tes sebanyak-banyaknya diperlukan untuk memastikan seorang warga telah terinfeksi COVID-19 atau tidak.
Baca Juga: Susah Payah Capaian Vaksin Lansia, Dinkes Banjarmasin Bakal Kejar Kampung Ke Kampung