Sedangkan mengenai pembelajaran tatap muka yang akan dilaksanakan oleh sekolah-sekolah di Kalsel, Safrizal mengungkapkan, perlu adanya aturan-aturan serta ilmu pengetahuan mengenai apa itu Covid-19.
“Seperti aturan yang sudah kita terapkan dan patuhi bersama, diharapkan begitu juga pada dunia pendidikan, kita harus teliti dan cermat dalam mengambil keputusan. Seperti guru harus sudah divaksin, pengetahuan tentang SOP serta pengetahuan tentang Covid-19. Begitu juga dengan para murid, harus tau SOP nya serta dibarengi dengan kepatuhan. Nah, kepatuhan ini yang harus diperkuat, jangan sampai nantinya muncul klaster sekolah,” terangnya.
Safrizal berharap melalui Focus Group Discussion ini bisa bermanfaat bagi masyarakat Kalsel.
“Ini merupakan kolaborasi yang sangat baik antara pemerintah daerah, aparat dan pemerhati dunia pendidikan, semuanya harus berpartisipasi untuk mewujudkan pembelajaran tatap muka yang aman serta terlaksana dengan baik,” tandasnya.
Baca Juga: Lulus Tes Mengemudi, Swab dan Vaksin, 126 Relawan Surabaya Memanggil Jadi Pengemudi Ambulance
Sementara itu, Kapolda Kalsel, Rikwanto mengatakan upaya-upaya terus dilakukan untuk menciptakan situasi yang kondusif di Kalsel dan berharap FGD ini bisa membuka tabir atau pemikiran agar bisa menghasilkan keputusan yang tepat.
“Di Indonesia ada kebiasaan ngumpul yang sulit untuk dihilangkan, maka dari itu peran serta masyarakat dinilai sangat penting dalam menekan angka penularan covid-19 di Kalsel.
Selain itu saya berharap Pemda, TNI, Polri, BPBD bisa bekerjasama membuat posko-posko taktis di lapangan untuk melakukan penyekatan serta menyaring arus keluar masuk Kalsel, baik itu jalur laut, darat dan udara. Kita lindungi dan jaga bersama-sama untuk keselamatan Kalsel itu sendiri,” pungkasnya.
Baca Juga: Hadapi Lonjakan CoVID-19, Pemprov Kalsel Akan Aktifkan Lagi Tempat Karantina