Medan, Sonora.ID - Berdasarkan catatan Balai Karantina Pertanian Belawan, andaliman masuk sebagai komoditi baru pada semester 1 tahun 2021 bersama dengan Sekam Kopi yang mulai bergeliat dalam produk ekspor.
Produk rempah-rempah, seperti andaliman mulai digemari warga Jerman. Kepala Karantina Pertanian Belawan, Andi Yusmanto mengungkapkan bahwa saat ini andaliman menjadi komoditi ekspor paling bagus.
Namun begitu, ternyata untuk mendongkrak hal tersebut, diharapkan andaliman tak lagi menjadi tumbuhan pekarangan, namun para petani sudah dapat melihat peluang besar untuk ekspor.
Baca Juga: BPS: Nilai Ekspor Sulawesi Selatan Turun, Impor Meningkat
"Ini ekspor kita yang paling bagus dari Sumut. Tapi kalau di Sumut ini masih sejenis tanaman pekarangan, belum dibudidayakan secara meluas," kata Andi, Rabu (14/7/2021).
Dia mengatakan, pihaknya sudah mencoba menyampaikan informasi ini pada petani. Agar kedepannya bisa menjadikan tanaman andaliman sebagai tanaman primer.
Adapun untuk per Juni 2021, volume andaliman yang diekspor mencapai total 574 kilogram, dengan nilai ekonomis mencapai Rp 431.901.785 dengan tujuan ke Jerman.
Baca Juga: Biaya Angkutan Transportasi yang Mahal Jadi Kendala Ekspor di Sumsel
Terkait andaliman ini, Andi juga menargetkan bahwa komoditi yang dikirim dalam bentuk rempah ini akan mampu tumbuh tiga kali lipat pada akhir tahun.
Artinya Balai Karantina Pertanian Belawan menargetkan sekitar 1,5 ton terkirim hingga akhir tahun 2021 ini.
Sementara itu, selain nilai ekspor yang meningkat, ternyata tahun ini banyak eksportir baru sebanyak 124 perusahan sehingga total ada sebesar 387 perusahaan untuk melakukan ekspor.
"Jumlah eksportir naik sebesar 99,48 persen dibanding tahun 2020," ujarnya.
Selain Andaliman, ternyata sekam kopi juga menjadi komoditi ekspor baru di tahun ini.
Sebagai informasi bahwa per Juni 2021, nilai ekspor sudah mencapai Rp13 Triliun dalam semester I ini dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 9 Triliun untuk periode Januari-Juni 2020.
"Untuk ekspor kita mengalami peningkatan signifikan sebesar 43,3 persen dibanding tahun lalu, jadi meningkat di pandemi Covid-19 ini sebesar Rp13 Triliun sampai Juni ini," ungkap Andi, Selasa (6/7/2021) lalu.
Adapun untuk per Juni 2021 volume ekspor mencapai 21 ribu kilogram dengan nilai ekonomis mencapai Rp36.750.000 dengan pengiriman ke Korea Selatan.
Baca Juga: Hadapi Lonjakan CoVID-19, Pemprov Kalsel Akan Aktifkan Lagi Tempat Karantina