Bukti ini didapatkan dari Qatar yang sedang menghadapi gelombang kedua pandemi dengan adanya penyebaran varian Alpha dan Beta.
Temuan yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine (NEJM) pada pada Rabu (5/5/2021) ini menunjukkan, vaksin Pfizer ampuh melawan varian Alpha dan Beta.
Kajian ini dipimpin Laith Jamal Abu-Raddad, ahli epidemiologi penyakit menular di Weill Cornell Medicine, Qatar.
Kajian Laith dan tim menemukan, perkiraan efektivitas vaksin Pfizer terhadap infeksi varian Alpha yang didokumentasikan mencapai 89,5 persen pada 14 hari atau lebih setelah suntikan dosis kedua.
Sementara efektivitas terhadap infeksi varian Beta adalah 75 persen. Vaksin ini juga efektif mencegah keparahan yang ditimbulkan infeksi virus Covid-19 varian Alpha dan Beta, yaitu 97,4 persen.
Baca Juga: Kasus Mutasi Virus E484K Ditemukan di Jakarta, Kemenkes: Diduga Pengaruhi Efikasi Vaksin Covid-19
Dalam uji klinis fase III vaksin Covid-19 Pfizer, sebagaimana dilaporkan Fernando P Polack dan tim di NEJM pada Desember 2020, vaksin ini memiliki efikasi 95 persen melawan virus Covid-19 versi awal.
Studi yang dilakukan oleh Public Health England juga menunjukkan, bahwa dua dosis vaksin yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech efektif dalam mencegah rawat inap akibat varian Delta (B.1.617.2) yang berasal dari India.
Mereka yang telah menerima dua dosis vaksin Pfizer-BioNTech, 96 persen terhindar dari rawat inap tanpa kematian.
Penelitian ini melibatkan 14.019 orang di Inggris yang telah tertular virus varian Delta. Dari jumlah tersebut, 166 di antaranya dirawat di rumah sakit dari 12 April hingga 4 Juni.
Selain itu, melansir Aljazeera, vaksin ini 88 persen efektif melawan Covid-19 bergejala yang disebabkan oleh varian Delta dua minggu setelah dosis kedua.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kelebihan dan Efek Samping Vaksin Covid-19 Pfizer, Efikasi hingga 100 Persen"