Palembang, Sonora.ID – @JejakAisyah merupakan salah satu gerakan yang didirikan untuk membantu pengrajin jumputan yang ada di kota Palembang. Namun sayang diawal berdirinya, di tahun 2020 pandemi melanda tanah air.
“Sangat struggle ya, karena kita memilih membantu pengrajin. Jadi banyak yang tergantung sama saya,” ujar Angel, Social Entrepreneur @JejakAisyah saat wawancarai Sonora (17/07/2021).
Ia mengatakan berbagai upaya dilakukan agar usahanya tetap berdiri antara lain dengan melakukan diversifikasi produk.
Baca Juga: Asrama Haji Siapkan 500 Bed untuk Pasien Isolasi Mandiri Covid-19
“Pivot dalam sebuah entrepreneur adalah bertumpu pada satu kaki tapi mengubah arah. Juga subsidi silang dengan sektor lain tapi tetap dalam satu kaki yaitu Jejak Aisyah,” tukasnya.
Pemberlakuan PPKM Darurat di Jawa dan Bali mempengaruhi permintaan akan kain jumputan dari Palembang karena customer paling banyak berasal dari pulau Jawa.
“Kerasa banget. Pandemi yang sekarang seperti gelombang kedua dibanding tahun lalu, lebih terasa tahun ini. Orang-orang yang tertarik dengan kain Cuma 5% saja. Makanya kita melakukan diversifikasi,” ujarnya.
Tahun lalu diversifikasinya ke masker kain jumputan, sekarang ke travel tisu three in one. Sebagai tempat tisu basah, tisu kering dan handsanitizer.
“Hal-hal yang berbau-bau covid bisa digunakan selama pandemi,” tukasnya.
Diversifikasi lainnya adalah gelang jumputan yang banyak dipasarkan dalam rangka memperingati hari jadi kota Palembang serta hari Kemerdekaan RI.
Baca Juga: Riset Menyebutkan Bahwa ODGJ Banyak Diderita Kaum Laki-laki
Ia menambahkan produk yang menjadi andalan @JejakAisyah adalah ke arah mukena dan hijab. Karena pandemi semua bermuhasabah, instropeksi diri dan mendekatkan diri ke pencipta.
“Yang berbau ibadah lagi naik. Kebutuhan tersier seperti kain, baju momor sekian untuk sekarang. Sebagai entrepreneur tidak boleh menyerah dengan keadaan karena banyak yang bergantung sama kita,” tukasnya.