Surabaya, Sonora.ID - “Sebentar ya Pak, ini ada telepon dari rumah sakit, biasanya mau ada jenazah untuk dimakamkan,” suara itu terdengar dari ujung telepon. Seketika dia pun langsung menutup teleponnya.
Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB. Namun, suara Ari Triastutik masih terdengar begitu semangat diujung telepon.
Ia adalah salah satu petugas pemakaman jenazah Covid-19 di TPU Keputih Surabaya.
Di tempat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyemayamkan jenazah pasien Covid-19.
Beberapa jam kemudian, ia telepon balik dan menjelaskan bahwa ada jenazah yang baru selesai dimakamkan.
Baca Juga: Cukup Pakai Tekwan, Masyarakat Semakin Mudah Ketahui Posisi Makam
Ia bersama timnya setiap hari biasa memakamkan puluhan jenazah di TPU Keputih. Bahkan, ia mengaku bekerja di pemakaman itu seakan tanpa mengenal batas waktu.
“Normalnya saya bekerja 12 jam. Tapi meskipun malam sudah pulang ke rumah, pihak rumah sakit dan teman-teman biasanya menghubungi saya, jadinya ya lebih dari 24 jam, sudah tidak mengenal waktu kalau seperti ini,” kata Ari saat dihubungi.
Sebagai seorang istri di rumahnya, ia juga memasak untuk anak dan suaminya. Meskipun memasak, handphonenya selalu dibawa, karena sewaktu-waktu ada telepon dari pihak rumah sakit dan teman-temannya bisa langsung diangkat.
“Bahkan, pernah waktu saya mandi ada telepon, ya mau bagaimana lagi, itu tugas saya,” ujarnya.
Baca Juga: Satu Kubu Mendemo, Kubu Lain Bereaksi, Serahkan Urusan Makam Sultan ke Pemko Banjarmasin