Mulai dari memindahkan, memandikan hingga mengkafani jenazah.
“Saya gabung karena ingin benar-benar membantu. Kalau bukan kita siapa lagi, apalagi kalau lihat berita dan faktanya memang banyak tenaga medis yang bertumbangan,” kata Gedion.
Awalnya, Gedion mengaku sempat tidak percaya dengan kondisi pandemi Covid-19.
Namun ketika dirinya melihat sendiri kondisi banyaknya nakes yang terpapar dan meninggal, lingkungan sekitarnya banyak yang sakit dan menyaksikan sendiri banyak jenazah yang dimakamkan, akhirnya ia semakin yakin bahwa kondisi saat ini sedang butuh pertolongan dari berbagai kalangan. Di situ lah lahir inisiatifnya untuk menjadi relawan.
Baca Juga: Masih Dilestarikan, Ini 5 Tradisi Demak yang Masih Ada Sampai Sekarang
“Kita happy aja, karena kita benar-benar ikhlas tulus membantu apalagi menjadi relawan. untuk jumlahnya itu per hari ada tiga shift, satu shift-nya 8 jam,” ungkapnya.
Bahkan, di momen itu Gedion sudah membulatkan tekad untuk bekerja sosial membantu Pemkot Surabaya dalam menangani pandemi Covid-19.
Apalagi saat bertugas, ia telah mengenakan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap agar tidak tertular.
“Selain APD kita juga menjaga imunitas tubuh dan jangan kebanyakan mikir, supaya tidak tertular," pungkasnya.
Baca Juga: PDI Perjuangan Jawa Barat Ziarah dan Tabur Bunga di Makam Marhaen