Dirinya mengatakan bahwa Pengetatan PPKM mikro setara dengan PPKM darurat di jawa dan bali. Di Sumsel ada 2 kota yang menerapkan PPKM mikro yaitu Palembang dan Lubuk Linggau. Hal ini karena kasus hariannya tinggi dibandingkan kota-kota lain di Sumsel. Efektif tidaknya penerapan PPKM mikro bisa dilihat 1 minggu kedepan setelah berakhir.
“Kalau kasus harian covidnya menurun, artinya PPKM efektif. Tapi kita tetap optimis upaya pemerintah membatasi mobilitas penduduk adalah upaya mengendalikan penyebaran Covid-19,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yudi menambahkan saat makan bersama disuatu tempat terutama banyak orang berkumpul dan ventilasi udara kurang baik maka sangat beresiko terjadinya penularan Covid-19.
Saat makan orang melepas masker, dan saat berbicara disitulah titik resiko tertinggi tertular, karena corona menyebar melalui droplet.
Baca Juga: Pemkot Denpasar Salurkan Sembako Bagi Warga yang Isolasi Mandiri
Dirinya menghimbau sebaiknya jangan makan ditempat tapi dibungkus saja untuk menghindari tertular.
Bila berada tempat kerumunan yang ventilasi udaranya buruk sebaiknya menggunakan masker medis atau masker kain yang tiga lapis. Masker scuba tidak disarankan karena pori-porinya masih memungkinkan virus bisa masuk.
“Meskipun covid semakin banyak, BOR juga tinggi, RS penuh, Oksigen juga terbatas tetap jangan panic. Karena ketika panic akan menurunkan imun tubuh sehingga mudah tertular. Terpenting waspada dengan taat prokes, berdoa dan jangan stress. Makan bergizi, olahraga reskio rendah, mudah-mudahan tetap sehat,” tukasnya.
Baca Juga: Kembali Berulah! Kades Jenar Sragen Ngamuk, Hajatan Warganya Dibubarkan Satgas Covid-19