Bali, Sonora.ID - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Provinsi Bali pada Juli ini terhitung menurun dibanding bulan-bulan sebelumnya.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, dr Ketut Suarjaya, saat dikonfirmasi Rabu, 21 Juli 2021.
Lebih lanjut Kadis dr. Suarjaya, mengatakan bahwa berdasarkan data yang dirangkum dari 8 kabupaten dan 1 kota di Provinsi Bali, pada Bulan Januari kasus DBD sejumlah 362 orang, Bulan Februari sebanyak 328 orang dan meninggal 3 orang, Bulan Maret berjumlah 392 orang, Bulan April sebanyak 381 orang, Bulan Mei berjumlah 369 orang dan meninggal 1 orang, terakhir pada Bulan Juni sebanyak 223 orang dan meninggal 1 orang.
Baca Juga: Selama Pandemi Kasus DBD di Kota Pelembang Alami Penurunan
Sehingga total kasus DBD jika dijumlahkan sejak Bulan Januari hingga Bulan Juni sebanyak 2.055 orang dan kasus meninggal dunia akibat DBD sebanyak 5 orang.
Dari banyaknya kasus tersebut, Kadis dr. Suarjaya mengaku Kabupaten yang paling banyak menyumbangkan angka kasus DBD yakni Kabupaten Buleleng.
Selain itu, pihaknya juga menyampaikan, memasuki Bulan Juni kasus DBD mengalami penurunan di Provinsi Bali.
Sementara itu, dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr Ni Luh Sri Armini mengatakan hal yang sama, yakni kasus DBD di Kota Denpasar sudah cenderung menurun sejak Juni.
Baca Juga: Sering Diabaikan, Awas Ini Gejala Awal Demam Berdarah Pada Ibu Hamil
dr. Sri Armini juga turut berikan data kasus DBD di Kota Denpasar pada 2020 yakni sebanyak 1.501 kasus, sementara untuk tahun 2021 pada periode enam bulan mulai Januari hingga Juni kasus DBD ditemukan berjumlah 492 kasus.
Menurut dr. Sri Armini, tidak semua penyakit DBD harus dirawat di rumah sakit, terlebih saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19.
"DBD kan tidak semua harus MRS (Masuk Rumah Sakit). Indikasi MRS salah satunya trombosit di bawah 100 (100 ribu, Red). Bisa di rumah dengan minum obat dan minum banyak, makan makanan yang bergizi, dan jangan lupa PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)," terangnya.
Selain itu, dr. Sri Armini juga menambahkan bahwa, penyemprotan Fogging tidak perlu dilakukan jika PSN sudah dilakukan. "Tidak perlu, kalau PSN sudah berjalan," katanya.
Baca Juga: Calon Vaksin DBD Takeda Mampu Cegah Demam Berdarah Hingga 62 Persen