"Dana tersebut digunakan sebagai bentuk penanggulangan bencana, dan memang sudah ada instruksi dari pusat," katanya saat ditemui pada Hari Kamis (22/7/2021).
Sugiyarso mengakui bahwa ia tidak mengetahui mengenai penulisan nama bupati dan istri di atas amplop tersebut, ia mengaku lalai dan belum melakukan pengecekan.
Sementara, Bupati Karanganyar Juliyatmono mengaku mendengar kabar amplop bertuliskan anamnya dan istrinya itu. Ia mengakui hal itu tidak etis, dan mengakui bahwa hal tersebut merupakan kesalahan jajarannya.
Ia juga meyakini masyarakat dan PKL penerima sudah mengetahui jika sumber bansos itu dari Baznas sekalipun ada namanya.
Baca Juga: Sri Mulyani Siapkan Perpanjangan Bansos Tunai, Anggaran Rp 6,1 Triliun
Juliyatmono mengatakan, amplop itu sudah lama ada, tapi biasanya digunakan untuk keperluan acara pernikahan atau hajatan warga. Ia juga sudah memberikan teguran kepada dinas terkait yang menangani pembagian amplop tersebut serta meminta maaf kepada masyarakat sekiranya telah membuat kegaduhan di tengah pemberlakuan PPKM ini.
Secara terpisah, Kepala Disdagnakerkop dan UKM, Martadi menyebut bahwa amplop itu adalah sebuah kekeliruan dan kini sudah diganti. Ia mengaku bahwa adanya kekurangan dalam pengontrolan.
Ia mengaku sudah menghentikan sementara pendistribusian dan mengganti amplop bansos bagi PKL Karanganyar yang terdampak PPKM darurat tersebut.
Baca Juga: Pengamat Sebut Sekretariat DPRD Sulsel Harus Diperiksa KPK Terkait Bansos Covid-19