Ini Strategi Erick Thohir Untuk Cegah Terjadinya Penimbunan Obat Covid-19

26 Juli 2021 15:57 WIB
menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah mengajukan tiga nama yang akan menjadi calon Direktur Utama Garuda Indonesia kepada Presiden Joko Widodo.
menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah mengajukan tiga nama yang akan menjadi calon Direktur Utama Garuda Indonesia kepada Presiden Joko Widodo. ( Instagram/ @erick_thohir)

Sonora.ID - Demi mengurangi angka kematian akibat covid-19 dan menekan perkembangan pandemik di Indonesia, pemerintah telah menyiapkan sejumlah skema.

Salah satu skema yang telah disiapkan adalah memastikan obat covid-19 jatuh ketangan yang tepat dan diawasi saat pendistribusiannya.

Tidak hanya mengawasi peredaran obat covid-19, pemerintah juga telah memiliki cara agar tidak memberikan ruang kepada oknum yang hendak melakukan penimbunan obat.

Hal ini dijelaskan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dimana nantinya pemerintah akan sepenuhnya mengendalikan distribusi, menetapkan kuota pembelian obat-obatan untuk para pasien.

Baca Juga: Pemerintah Akan Bagikan Paket Obat Covid-19 Bagi Warga Kurang Mampu

"Bagaimana kami jaga di lapangan, kami perketat sehingga tidak ada penimbunan. Jadi saat beli, kami kuotakan dan sesuai resep dokter, karena kami takut ada loop hole," ujar Erick dalam konferensi pers virtual usai rapat terbatas kabinet pada Senin (26/7/2021).

Sementara untuk menghindari monopoli pembelian obat dalam jumlah besar juga akan diatur berdasarkan kebutuhan rumah sakit atau Kementerian Kesehatan.

Sementara berbicara mengenai ketersediaan, Erick mengaku saat ini Indonesia memiliki cukup obat-obatan dan vitamin untuk pasien covid-19.

Adapun perincian obat yang diperkirakan aman untuk saat ini hingga Agustus 2021 adalah Azithromycin pemerintah menyiapkan sebanyak 980.000, lalu Zinc sebanyak 1,2 juta dan paracetamol 2,3 juta.

Baca Juga: Obat Covid-19 Hasil Racikan Holding BUMN Farmasi Siap Digunakan

Sementara itu, vitamin C tersedia sehanyak 7,6 juta dan vitamin D tersedia sebanyak 1,6 juta, Oseltamivir tersedia sebanyak 7,7 juta, Favipiravir 4 juta dan yang terakhir Avicov 1,5 juta.

"Untuk obat-obatan, kami proyeksi hingga dua bulan ke depan, kami fokus ke apotek yang dikelola BUMN lalu order dari Kementerian Kesehatan, keperluan holding RS BUMN dan paket 2 juta (obat gratis isoman) yang BUMN suplai ke TNI untuk PPKM," ujar Erick.

 

Erick menekankan bahwa jumlah obat dan juga vitamin yang telah disebutkannya tadi diluar ketersediaan untuk RS Swasta dan Apotem swasta.

Alasannya, pihak swasta juga memproduksi obat-obatan untuk pasien covid-19.

Baca Juga: Pemerintah Akan Bagikan Paket Obat Covid-19 Bagi Warga Kurang Mampu

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm