Sonora.ID - Pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 Jawa-Bali yang semula berakhir pada Minggu (25/7/2021) menjadi 2 Agustus 2021.
Masa PPKM tersebut terdapat beberapa penyesuaian aturan. Salah satunya yaitu diperbolehkannya sejumlah usaha masyarakat untuk kembali dibuka secara terbatas.
Seperti yang ramai dibahas adalah soal kebijakan makan di tempat yang sebelumnya dilarang, kini diperbolehkan, tetapi terbatas waktunya selama 20 menit.
Merespon hal tersebut, menuai beragam reaksi dari masyarakat tak terkecuali mengkritik soal durasi makan di tempat yang dinilai terlalu singkat hanya 20 menit.
Lalu, sebenarnya butuh berapa lama waktu yang diperlukan untuk makan? Melansir dari kompas.com. berikut ini penjelasan lengkapnya.
Durasi makan ternyata berpengaruh pada konsisi tubuh. Sebuah studi menunjukkan, makan lebih lambat dikaitkan dengan risiko obesitas lebih rendah.
Mengutip kompas.com dari Cleveland Clinic, Jepang melakukan studi yang melibatkan 59.717 orang dengan diabetes tipe 2.
Baca Juga: Indonesia Kembali Terima 21,2 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Jenis Sinovac
Hasilnya, orang yang makan lambat memiliki risiko obesitas lebih rendah. Sementara orang yang makan sedang memiliki risiko sedikit lebih tinggi. Serta risiko tertinggi yaitu kelompok yang makan cepat.
Menurut Heinberg, dibutuhkan sekitar 20 menit dari saat seseorang mulai makan agar otak mengirimkan sinyal kenyang.
Jika Anda pemakan cepat, dalam 20 menit Anda akan mengonsumsi lebih banyak makanan daripada pemakan lambat.
Heinberg juga menyebut ideal untuk makan adalah lebih dari 20 menit atau sekitar 30 menit.
"Orang-orang harus mengambil lebih dari 20 menit untuk makan, idealnya sekitar 30 menit, sehingga ada kesempatan bagi otak untuk mendapat sinyal dari perut," jelas dia.
Baca Juga: Dari PSBB, PPKM Mikro, Darurat, Hingga Level 4, Mengapa Istilahnya Terus Diganti?