Bali, Sonora.ID - Akibat pandemi Covid-19, beberapa usaha tentunya mengalami dampaknya. Namun terdapat beberapa usaha yang masih eksis, salah satunya yakni sektor perikanan yang melakukan ekspor ikan ke luar negeri.
Saat dikonfirmasi, Kamis (29/7/2021) Kepala Balai Badan Karantina Ikan, Penggendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar, Anwar menjelaskan, data untuk semester I/2021 ekspor ikan hidup sekitar Rp 109,41 miliar, sedangkan tahun lalu di periode yang sama sekitar Rp 123,69 miliar.
Diakuinnya, bahwa tahun ini untuk ekspor ikan hidup memang sedikit mengalami penurunan, tetapi untuk ikan non hidup naik sekitar 23,36 persen dengan nilai Rp 992,43 miliar dibandingkan tahun lalu Rp 804,52 miliar.
Sementara, dikutip dari data Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar, pada semester I/2021 ekspor ikan mengalami peningkatan hingga sebesar 18,71 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp 928,21 miliar menjadi Rp 1,1 triliun.
Baca Juga: Garuda Indonesia Optimalkan Pertumbuhan Ekspor Nasional Guna Pacu Akselerasi Kinerja
"Terjadinya peningkatan tersebut dikarenakan permintaan untuk perikanan cukup masih tinggi. Hanya saja selama ini, kami terkendala soal transportasi. Kami di Bali ini ekspor sekarang melalui Jakarta, jadi tahun lalu awal-awal Covid-19 managementnya itu pesawat belum menentu karena buka-tutup, sehingga lalu lintas (ekspor) kami mengalami gangguan," ungkapnya.
"Dan setelah dua tahun ini sudah mulai, transportasi memang sudah tertata, walaupun pihaknya masih melakukan ekspor melalui Jakarta. Hal tersebut dikarenakan direct dari Bali ke Negara tujuan belum tersedia," tambahnya.
Lebih lanjut, Anwar menyampaikan bahwa biasanya ikan hidup yang diekspor utamanya terdapat lima jenis, yakni benih nener bandeng, ikan kerapu, coral, soft coral dan ikan hias air laut. Sementara, khusus untuk jenis bandeng, ekspor terbesar ke negara Filipina.
Baca Juga: Andaliman Mulai Di Gemari Warga Jerman, Pasar Ekspor Tembus Hingga Rp, 432 Juta
"Yang mana, untuk tahun ini mencapai 2,49 miliar ekor, semetara tahun lalu sekitar 2,09 miliar ekor. Untuk ikan non hidup yang diekspor yakni tuna, cumi-cumi, mutiara, kakap, dan sarden. Di Bali ini kan memang terkenal sebagai penghasil tuna terbesar," jelasnya.
Dikarenakan permintaan akan ikan setiap tahunnya tidak berkurang, Anwar juga memperkirakan, kedepannya ekspor ikan akan tetap alami peningkatan. Hanya saja dikarenakan saat ini di tengah Pandemi Covid-19 membuat permintaan sedikit menurun.
Selain itu, pihaknya juga turut membandingkan data jika dilihat pada tahun 2019 lalu nilai ekspor sebesar Rp 2,65 triliun, karena mulai terkena dampak pandemi Covid-19. Sedangkan tahun 2018 pihaknya mencatat nilai ekspor sampai Rp 3,34 triliun.
Terkait destinasi ekspor perikanan Bali, Anwar menyebutkan ada 77 negara yang berlangganan ikan di Bali. Lima terbesar yakni Amerika (US), China, Australia, Jepang dan Taiwan. "Secara menyeluruh tidak ada yang berhenti (menerima ekspor), hanya volumenya saja yang berkurang. Sekarang kami hanya menunggu transportasi kembali normal saja, karena Bali kan masih closed,” tutup Anwar.
Baca Juga: Ekspor Benih Lobster Dilarang, KKP: Penangkapan di Alam Tetap Diperbolehkan, Ini Syaratnya!