Sonora.ID - Di tengah wabah covid-19 yang belum juga usai masyarakat harus bisa memilih berita yang berasal dari sumber-sumber yang dapat dipertanggungjawabkan, seperti berita imbauan dan sosialisasi kebijakan dari Pemerintah. Hali ini bertujuan agar tetap menjaga kesehatan mental di masa pandemi.
Menurut Lissari Anggraeini, Psikolog dan salah satu pendiri Vygot Sky Consulting yang merupakan sebuah agensi konsultasi, ternyata banyak sekali pengaruh yang bisa di timbulkan dari berita di sosial media untuk kesehatan mental seseorang, khususnya berita terkait virus corona.
Psikolog yang kerap disapa Ica ini menjelaskan apa saja pengaruh yang bisa ditimbulkan. Ica mengatakan bahwa masyarakat tidak bisa mengontrol berita yang ada di media, sehingga masyarakat tidak bisa mengeluh mengenai pemberitaan tentang Covid-19, terlebih Covid-19 sudah menjadi isu dunia, sehingga tentu berita tentang Covid-19 merupakan hal wajib untuk dibahas.
Baca Juga: Belajar 3 Ilmu Kesehatan Mental dari Album BTS ‘Map of The Soul: 7’
Namun, manusia juga memiliki yang namanya kapasitas mental dan juga keterbatasan afeksi, dan dikarenakan berita yang setiap harinya membahas tentang Covid-19 sudah memenuhi kapasitas tersebut menyebabkan manusia jenuh terkait pemberitaan tentang Covid-19 setiap harinya.
Oleh karena pemberitaan yang sama setiap harinya, berita tersebut atau pembahasan yang ada di berita tersebut tersimpan di alam bawah sadar manusia, dan secara tidak langsung bisa meningkatkan rasa kecemasan seseorang terkait Covid-19 dan menyebabkan munculnya konflik di diri seseorang.
Lebih lanjut dijelaskan, salah satu cara untuk menghindari hal tersebut adalah dengan berhenti sejenak bermain sosial media, karena manusia juga butuh untuk mengistirahatkan dirinya sendiri terutama kesehatan mentalnya.
Baca Juga: Ternyata Begini Cara Menjaga Mental Health Agar Hidup Lebih Bahagia
Selain itu, Ica juga bercerita bahwa saat ini anak muda di usia produktif sudah jenuh dan tidak lagi memikirkan tentang bahaya dari Covid-19, justru anak muda lebih memikirkan dampak apa yang akan disebabkan oleh Covid-19 terkait karir dan masa depannya, hal ini yang menyebabkan timbulnya rasa cemas di diri seseorang.
Rasa cemas tersebut bisa menjadi sebuah isu mental, seorang Psikolog akan mencari tahu terlebih dahulu apa respon tubuh seseorang yang memiliki rasa kecemasan ini. Apabila respon tubuh seseorang sudah menimbulkan gejala sesak nafas, detak jantung tidak beraturan atau cepat, keringat dingin, bahkan serangan panik, seorang Psikolog bisa mendiagnosa bahwa seseorang tersebut mengidap mental illness atau penyakit mental.
Oleh karena itu, Ica mengatakan bahwa masyarakat harus mempersiapkan dirinya untuk beradaptasi dengan kehidupan yang baru, dan Ia mengatakan bahwa seseorang bisa mengontrol dirinya sendiri untuk memilih-milih berita yang ingin dilihat, atau ingin memberikan respon terkait berita tersebut di sosial media.
Baca Juga: 3 Tips Jaga Kesehatan Mental di Tengah Ketakutan akan Covid-19 ala Hingdranata
Seseorang sah-sah saja untuk berhenti sejenak dalam dunia sosial media apabila hal tersebut sudah mengganggu kesehatan mental.
Seseorang yang memiliki rasa kecemasan membutuhkan sosok support system, atau seseorang yang bisa diajak berbicara untuk mengeluarkan emosinya, namun apabila hal tersebut tidak juga membantu, bisa meminta bantuan kepada pihak professional, Psikolog maupun Psikiater.
Selalu diingat ya, tentang pentingnya seseorang untuk mengenal dirinya sendiri. Apabila seseorang sudah mengenal dirinya sendiri, seseorang tersebut tahu bagaimana cara dia untuk melepaskan stress yang ada di dirinya sendiri.
Pentingnya seseorang untuk mengenal dirinya sendiri juga karena seseorang bisa memikirkan atau memilih apa yang terbaik atau apa yang membuat dirinya nyaman, pada intinya seseorang harus cukup egois untuk diri sendiri atau self love.
Baca Juga: 5 Tanda Anda Tengah Berada Dihubungan yang Tidak Sehat dan Toxic