Akibat rasa muak tersebut baliho politik selalu menjadi bahan meme dan candaan baik di dunia maya maupun nyata. Mereka menganggap itu semua hanyalah guyonan atau candaan saja.
Julukan Queen of Ghosting disematkan mahasiswa untuk Puan Maharani. Julukan itu disematkan kepada Puan Maharani sebagai kritik karena Puan dinilai tidak berparadigma kerakyatan dan tidak berpihak pada kalangan rentan.
Sebelumnya, julukan Quuen of Ghosting ini dilontarkan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (BEM KM Unnes).
Dalam kritiknya, BEM KM Unnes menilai produk legislasi yang dihasilkan DPR tidak berpihak kepada rakyat, misalnya saja revisi UU KPK, UU Minerba, UU Omnibus Law Ciptaker. Serta tidak kunjung disahkannya RUU PKS yang sebetulnya cukup mendesak dan dibutuhkan pengesahannya.
Dari dana yang dikeluarkan untuk membuat baliho tersebut, Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka juga ikut sumbangkan dana. Tapi ketika ditanya jumlah dana yang disumbangkan Gibran tidak berkenan untuk menyebutkan. Pemasangan baliho tersebut juga merupakan instruksi dari PDIP Pusat.
FX Hadi Rudyatmo selaku Ketua DPC PDIP Kota Solo mengungkapkan, bahwa pihaknya tidak ikut campur mengenai pemasangan baliho tersebut dan dirinya juga mengaku tidak tahu soal pemasangan karena tidak ada koordinasi dengan pihak DPC PDIP Solo.
"Itu langsung dari tim beliau, saya tidak memasang. Tidak ada komunikasi dulu ke kami, tiba-tiba sudah ada yang memasang seperti itu," tuturnya.