Cahyono mengungkapkan, angka BOR tertinggi di RSUD Dr. Moewardi pernah mencapai 80 persen dan membuat pasien IGD membludak hingga halaman dan terpaksa mendirikan tenda.
"Itu terjadi kemarin waktu akhir Juni dan awal Juli," ujarnya.
Meski BOR isolasi pasien Covid-19 RSUD Dr. Moewardi telah menurun, tetapi BOR ICU masih penuh. Dari kapasitas 68 tempat tidur yang tersedia masih tersisa sekitar 10 tempat tidur.
Cahyono menjelaskan juga bahwa masih banyaknya pasien yang dirawat di ICU karena RSUD Dr. Moewardi merupakan rujukan pasien Covid-19 dari berbagai daerah.
"Kalalu ICU tetap banyak. Karena kan Moewardi sebagai rumah sakit rujukan sehingga semua datangnya ke kita," kata beliau.
Pihaknya berharap semoga jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD terus mengalami penurunan. Penegakan protokol kesehatan (prokes) menjadi kunci utama dalam pengendalian Covid-19.
"Yang penting itu kita prokes. Kata kunci kita prokes sama jaga jarak dan vaksin. Kalau kita vaksinkan mengenal anti bodinya," kata Cahyono.
Dilain tempat, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo Siti Wahyuningsih menjelaskan, bahwa masih ada satu tenda yang telah disiagakan di setiap rumah sakit agar bersiap bila kembali adanya lonjakan pasien.
"Saya minta tetap dipertahankan meski kosong," jelas beliau.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Kapolresta Solo Himbau untuk Tidak Berkerumun Saat Hut RI Ke-76