Sonora.ID - Minuman manis memang terasa nikmat. Apalagi jika kita mengonsumsinya dalam kondisi dingin ketika cuaca sedang panas.
Sayangnya, kebiasaan konsumsi minuman manis bisa berdampak buruk terhadap kesehatan. Apalagi jika dipadukan dengan pola hidup kurang gerak dan banyak rebahan (sedentary).
Banyak dari kita yang sebetulnya sudah menyadari risiko kesehatan di balik kebiasaan mengonsumsi sesuatu yang manis. Tapi, karena efeknya tak langsung terlihat, banyak yang mengabaikannya.
Obesitas menjadi salah satu penyakit akibat terlalu berlebihan minum minuman manis. Menurut dokter yang berpraktik di MMC Hospital dan RSPI Puri Indah itu, obesitas dapat memicu sejumlah kondisi kesehatan lain, seperti diabetes, sindrom metabolik, perlemakan hati, kolesterol, obstruktif sleep apnea, hingga masalah kesehatan mental seperti depresi.
Saat ini, banyak pula yang mengalami sindrom polikistik ovarium (PCOS) akibat kebiasaan minum minuman manis. Komplikasi obesitas juga dapat menyebabkan kondisi seperti asam urat, gangguan sendi, dan lainnya.
Baca Juga: Sebenarnya Butuh Berapa Lama Waktu yang Diperlukan untuk Makan?
Minuman seperti boba atau es kopi susu dengan gula aren memang menyegarkan. Tapi, penting untuk diperhatikan agar kita tak mengonsumsi gula harian berlebih.
Sebab, mengonsumsi sesuatu yang manis dapat menimbulkan kecanduan. Alih-alih berhasil mengontrolnya, porsi yang kita konsumsi malah bisa bertambah dari hari ke hari.
Jika kita mengonsumsi minuman kemasan, pastikan melihat tabel gizi sebelum meminumnya. Pilihlah produk dengan kandungan gula yang lebih sedikit.
Namun, di luar minuman kemasan, kita harus cermat menghitung gula yang kita asup. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), rekomendasi asupan gula harian sebaiknya tak lebih dari 50 gram atau empat sendok makan.
Jika kita mengonsumsi minuman dengan dua sendok makan gula, maka pastikan di sisa hari itu kita tak mengonsumsi gula lebih dari dua sendok makan baik dari makanan maupun minuman.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Terlalu Banyak Main Gadget Bisa Sebabkan Obesitas? Ini Kata Dokter
sumber: kompas.com