Dari sisi nara sumber dan pengajar, acara ini didukung oleh pengajar dari SBM ITB, pengajar internasional yakni Prof Kyoichi Kijima dari Jepang dan Dr. Bunjira Makond dari Thailand, serta dukungan narasumber dari Bappenas, Kementrian Keuangan RI, dan juga Riset center NCSTT (National Center of Sustainable Transport & Technology).
Yuliani menjelaskan bahwa rangkaian acara POSReB ini didesain mulai dari pemaparan narsum mengenai tantangan yang dihadapi oleh negara berkembang dari berbagai sisi seperti ekonomi, bidang pangan, transportasi berkelanjutan, dan juga sector digital.
Sebagai contoh, bahwa sector kesehatan dan pangan menjadi sector strategis di Indonesia, terutama dimasa pandemic. Namun masih mengalami permasalahan yang kompleks mulai dari bagaimana pengaturan rantai pasok, distribusi, dan operasional lainnya.
Baca Juga: Youtuber Doni Salmanan Serahkan Bantuan 3000 Paket Bansos ke Pemprov Jabar
“Dibidang teknologi, digitalisasi juga menjadi salah satu trend yang tidak terelakkan. Ditengah pandemic, penerapan WFH dan sekolah online bertumpu pada teknologi digital. Namun bagaimana Indonesia perlu mempunyai strategi yang komprehensif baik dalam pemerataan infrastruktur, pemerataan wawasan dalam adopsi teknologi, serta bagaimana menjamin adopsi teknologi digital ini memberikan nilai tambah yang signifikan terhadap dunia bisnis secara umum,” ucapnya.
“Selain pemaparan materi tentang isu-isu yang dihadapi negara berkembang yang dapat diselesaikan melalui pendekatan riset, acara ini juga dilengkapi dengan sesi tutorial data analytics seperti misalnya text mining, statistical analysis dan juga bibliometric analysis, dan juga tak kalah pentingnya adalah sesi writing coaching bagi peserta untuk bisa membuat riset proposal,” papar Yuliani.
“Dengan demikian, kami berharap peserta betul-betul mendapatkan manfaat selama 2 minggu melakukan riset bootcamp. Tahun depan, kami akan laksanakan kegiatan ini dengan tema yang berbeda, dan berharap peserta bisa lebih banyak dan beragam,” imbuhnya.