Medan, Sonora.ID - Menjelang hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus mendatang, banyak pedagang yang memanfaatkan momen ini untuk mencari rejeki dengan cara menjual bendera.
Di tahun ini yang merupakan tahun kedua masa pandemi, para pedagang bendera pinggir jalan mengeluh karena daya beli masyarakat yang menurun sangat drastis. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, diperkirakan tahun ini menurun hingga 60 persen.
Salah satu pedagang bendera di depan Makam Pahlawan Jl. Sisingamangaraja, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Aji mengatakan sudah sepuluh hari semenjak ia berjualan bendera namun daya beli masyarakat berkurang bahkan menurun drastis dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Cerita Farhan Bisa Lolos Menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
"Penurunan yang sekitar 60 persen dari tahun semalam, memang daya beli kurang, per hari biasanya paling dapat seratus, seratus lebih, hari ini baru dapat dua puluh lima ribu," kata Aji.
Ia mengaku sudah delapan tahun menjual bendera menjelang peringatan hari kemerdekaan di depan Makam Pahlawan tapi menurutnya tahun ini penjualannya mengalami penurunan paling signifikan.
"Biasanya mulai tanggal-tanggal lima udah mulai naikan bendera dimana-mana tapi sekarang udah tanggal segini gak ada apa-apa," ucapnya.
Ia mengatakan ada kelebihan dan kekurangan dalam berjualan bendera. Kelebihannya yaitu bahan kain bendera yang sifatnya bisa bertahan lama, jadi tidak akan rugi atau rusak jika tidak laku terjual. Kekurangannya hanya saja modal bahan menjadi tertahan jika bendera tidak terjual, jika sudah lewat dari hari kemerdekaan pedagang harus menunggu hingga tahun depan untuk berjualan.
"Kalau gak laku masih bisa ditahan tahun depan namanya kain kan gak rusak. Kalau rugi sih gak, cuman modal ketanam diundur tahun depan. Kan bukan ini aja usaha, masih ada usaha yang lain-lain. Kalau harapannya gak ada namanya udah kek’ gini terima apa adanya aja," ujarnya.