Ariel Tolfree saat itu terbangun karena mencium bau barang terbakar, ternyata bau tersebut berasal dari ponsel miliknya yang ia letakkan di bawah bantal.
Ponselnya memercikkan api kecil yang keluar dari bagian baterai ponsel, sehingga sebagian sisi seprai kasurnya menjadi hangus terbakar.
Menurut situs resmi Layanan Pemadam Kebakaran London, baterai pada ponsel memang dapat menimbulkan risiko kebakaran bila tidak digunakan dengan benar. Misalnya, mengisi daya secara berlebihan, terjadi korsleting, rusak, atau terendam air.
Untuk ponsel milik Tolfree sendiri, dalam buku manual, vendor pembuat ponsel tersebut sudah menyebutkan bahwa ada risiko kebakaran jika gadget tertutup selimut atau bahan tebal lainnya, sebagaimana dihimpun dari ABC News.
Baca Juga: Main HP di Toilet Bisa Bikin Ambeien? Kok Bisa? Begini Penjelasannya
Risiko terpapar radiasi
Ponsel memancarkan radiasi karena ponsel menggunakan frekuensi radio untuk bisa berfungsi.
Menurut laman resmi National Cancer Institute (NCI), badan pemerintah AS untuk penelitian kanker, semua frekuensi ini termasuk dalam rentang spektrum non-ionisasi, yaitu frekuensi rendah dan energi rendah.
"Energinya terlalu rendah untuk merusak DNA. Kerusakan DNA sendiri dapat menyebabkan perubahan pada gen yang dapat meningkatkan risiko kanker," tulis NCI.
Itu artinya, sebenarnya radiasi yang dipancarkan dari ponsel tidak menyebabkan kanker pada manusia. Namun, NCI mencatat, penggunaan ponsel secara masif dan luas seperti sekarang ini tak menutup kemungkinan berpeluang meningkatkan sidikit risiko kanker pada pengguna. Kendati demikian, hal ini juga masih harus dikonfirmasi dengan berbagai penelitian.
Sebagaimana dihimpun dari Pulse, menaruh ponsel di dekat kepala dalam jangka waktu yang lama juga bisa menyebabkan sakit kepala, nyeri otot, dan masalah kesehatan lainnya.