Sonora.ID - Selingkuh dahulu sebenarnya merupakan sebuah aib yang cukup memalukan.
Namun nampaknyaa saat ini selingkuh seolah menjadi sebuah "penyakit" masyarakat yang bahkan pelakunya seolah "siap" menerima konsekuensinya.
Ada banyak cara yang dilakukan masyarakat agar ulah perselingkuhan meredam salah satunya adalah mempublikasikan sehingga diketahui lebih banyak orang.
Sayangnya, teknik semacam itu seolah tak mempan lagi untuk para pelaku.
Para pelaku seolah menerima dengan pasrah dan menutup telinga hingga masyarakat berhenti untuk menghakiminya.
Baca Juga: Tidak Setia, Inilah 5 Weton Wanita yang Paling Mudah Selingkuh
Setelah semua permasalahan dilupakan para pelaku perselingkuhan kemudian hidup dengan tenang dan menyesuaikan alur kehidupan.
Dizaman seperti sekarang ini, seolah perselingkuhan mulai dipandang sebuai hal yang sedikit "lumrah" sehingga pelakunya makin leluasa bertindak.
Bahkan untuk menekan angka perceraian lantaran adanya pihak ketiga, pemerintah sampai membuat undang-undang tentang perselingkuhan dan zina.
Jadi yang melakukan perselingkuhan bisa mendapatkan hukum pidana jika sang korban ingin memprosesnya secara hukum.
Tidak berhenti sampai disitu, lantaran kasus perselingkuhan semakin marak, banyak masyarakat percaya bahwa selingkuh bisa berasal dari genetik.
Baca Juga: 5 Weton Wanita yang Paling Mudah Selingkuh, Cek Pasanganmu Sekarang!
Apakah hal tersebut benar? Menanggapi permasalahan ini dokter muda Ayman Alatas pernah membahasnya pada kanal media sosial TikToknya.
Menurut dokter Ayman, memang pernah ada penelitian yang meneliti mengenai hubungan antara genetik dan juga sebuah perselingkuhan.
"Jadi ada penelitian kecil yang mengungkapkan bahwa mungkin aja ada peranan genetik didalamnya." ungkap dokter Ayman.
Namun, dokter Ayman memastikan bahwa hal tersebut masih sebuah kemungkinan yang belum dapat dipastikan hubungan jelasnya.
"Jadi dipenelitian terbut menyatakan bahwa misalkan ada orang mempunyai variasi genetik yang namanya seven A+ biasanya cenderung tidak setia, nah penelitian ini masih harus di kembangkan." lanjutnya.
Dokter Ayman kembali menegaskan bahwa penelitian tersebut masih harus dikaji lebih dalam dan menemukan bukti-bukti lain yang jauh lebih autentik untuk bisa dijadikan sebuah kesimpulan.
"Terlepas dari semua itu yang menghubungkan antara genetik dan perselingkuhan gak bisa jadi alesan untuk pembenaran atas sebuah perselingkuhan, yang namanya selingkuh tetep salah apapun alasannya," pungka dokter Ayman Alatas.
Baca Juga: Stop Merasa Bersalah! Ini 7 Alasan Pasangan Selingkuh Bukan karena Kekuranganmu