“Keindahan ini cukup dinikmati saja, tidak perlu khawatir, kejadian ini tidak ada kaitannya dengan hal-hal yang berbau mistis,” ungkapnya. Selain itu, fenomena ini tak berpengaruh bagi aktivitas warga sekitar.
Arif Sukro Yunianto, selaku Komandan Markas SAR Karanganyar mengungkapkan bahwa fenomena gunung bertopi di Gunung Lawu ini bukan fenomena baru, sudah beberapa kali terjadi sekitar satu atau dua tahun lalu.
Jalur pendakian sendiri untuk saat ini masih ditutup. Belum ada kepastian tentang pembukaan jalur pendakian Gunung Lawu Karanganyar.
Baca Juga: Jalur Pendakian Merbabu Ditutup, Pendaki Gunung Nekat akan Dikenakan Hukuman 2 Tahun
Seperti tahun-tahun sebelumnya sebelum adanya pandemi ini, banyak dari pendakian Gunung Lawu yang melakukan aktivitas pendakian untuk melakukan ziarah atau melakukan ritual perayaan 1 Suro.
Jalur pendakian ke Gunung Lawu ada tiga jalur diantaranya Jalur Candi Cetho, Cemoro Kandang, dan Tambak. Tetapi mayoritas pendaki ritual melakukan pendakian melalui jalur Cemoro Kandang.
Koordinator Bidang Destinasi Disparpora Karanganyar, Sunardi menyampaikan untuk saat ini pihaknya belum bisa memastikan pembukaan jalur pendakian.