"Dan ini tidak ada yang di-up karena by system. Ada sistem kita ketika mengeluarkan sertifikat ekspor itu terekam. Namanya Indonesia National Single Window," jelasnya.
Lutfi menuturkan, pihaknya akan terus menggeliatkan ekspor secara berkelanjutan. Bahkan, pihaknya berencana melakukan pemetaan guna mencari komoditas-komoditas lain yang memiliki potensi ekspor.
Sejauh ini, kata Lutfi, dua komoditas yang telah masuk prioritas ekspor adalah sarang walet dan porang.
Baca Juga: Wali Kota Balikpapan Melepas Ekspor Batu Damar dan Rempah ke Luar Negeri
"Baru mau kita lakukan, selama ini tugas utama pencegahan dan pengendalian Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Tetapi kami akan melakukan mapping terhadap komoditas yang bisa kita ekspor," ujarnya.
Lebih jauh, Lutfi menambahkan, kegiatan eskpor ini membawa berkah bagi perekonomian secara nasional. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, ekspor berkontribusi sekitar 15 persen terhadap perekonomian nasional.
Secara rinci ia menyebut, pada Januari hingga Juli, nilai ekspor seluruh Indonesia sudah menembus angka Rp200 triliun.
Baca Juga: Nilai Ekspor Minyak Nabati dan Hewani Meningkat, Jadi Penyumbang Ekspor Terbesar di Sumut