Hal ini juga berlaku pada setiap manusia, ada penilaian atau hal-hal yang paling diingat dari masing-masing orang, itulah yang disebut sebagai personal branding.
“Entah kualitas, maupun karakternya, kebaikannya, keburukkannya, itu semua termasuk dalam satu paket orang tertentu. Sikap-sikap kita, yang kadang-kadang kita enggak sadar sih,” sambung Hing menambahkan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, personal branding memang bisa sengaja dibentuk melalui cara menampilkan diri di media sosial, menceritakan diri sendiri kepada orang lain, atau memberikan kesan baik.
Baca Juga: Hati-hati, Self-Reward Berlebihan Bisa Membuat Rugi Diri Sendiri
Namun, di sisi lain, personal branding pun bisa tercipta tanpa ada maksud untuk membangun citra tersebut, atau yang Hingdranata sebut dengan tidak sadar membangun branding.
Misalnya, ketika orang jaim (jaga image) demi mendapatkan branding yang baik dari orang-orang di sekitarnya, tetapi orang di sekitarnya justru memberikan branding kepadanya sebagai orang yang jaim, bukan sebagai orang yang baik.
Jadi, ada beberapa kondisi ketika orang lain menilai diri Anda tidak sesuai dengan apa yang Anda inginkan, karena Anda tak sadar telah membangun branding tersebut kepada orang lain.
Baca Juga: Pentingkah Memberikan Self Reward? Ini Penjelasan Motivator Vivid