Banjarbaru, Sonora.ID – Perekonomian Kalimantan Selatan (Kalsel) kini mulai tumbuh positif. Jika pada triwulan I 2021 perekonomian terkontraksi 1,25 persen (year on year), maka triwulan II 2021 menunjukkan peningkatan signifikan menjadi 4,40 persen.
Hal itu sampaikan Pj Gubernur Kalsel Safrizal ZA, secara hybrid pada High Level Meeting (HLM) di Gedung Idham Chalid, Perkantoran Setdaprov Kalsel di Banjarbaru, pada Kamis (19/08)
Disampaikan pula, inflasi Kalsel pada Juli 2021 sebesar 0,17 persen. Inflasi tersebut terutama bersumber dari kelompok pendidikan dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya, sejalan dengan peningkatan biaya sekolah mulai dari jenjang SD hingga SMA.
Baca Juga: Sempat Krisis, Kebutuhan Oksigen Medis di Kalsel Kini Surplus
Karena itulah, sebut Safrizal, demi menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan melalui pengendalian inflasi yang rendah dan stabil, kegiatan HLM dan Rakorda TPID diselenggarakan.
“Teori inflasi adalah kenaikan harga secara umum atau terus-menerus dalam waktu tertentu. Maka, pengendalian inflasi dengan cara menciptakan stabilitas harga,” jelas Safrizal.
Pj Gubernur Kalsel ini pun mengingatkan untuk menerapkan Prinsip ADA sebagai upaya mengendalikan inflasi.
“Sistemnya ADA, yaitu Availability, Distribution, dan Affordability,” terangnya.
Mengenai Distribusi, Safrizal memberikan contoh kasus inflasi yang terjadi ketika akses Jalan Gubernur Syarkawi rusak dan jembatan terputus. Hal tersebut menghambat distribusi pasokan kebutuhan pokok.
Baca Juga: Program BUNGAS, Cara Pemprov Kalsel Atasi Persoalan Sungai Martapura.
“Dengan kerja sama dan komunikasi, akhirnya akses bisa lancar kembali. Jadi, jika stok ada tapi tidak bisa didistribusikan, harga bisa tak terkendali,” pungkasnya.
Kemudian, affordability atau keterjangkauan dalam hal harga, stabilitas, distribusi, maupun low inforcement untuk oknum yang bermain harga.
“Ini menjadi strategi kita bekerja agar inflasi terkendali sehingga pertumbuhan bisa terus terjaga,” pungkasnya.