Dampak Pembelajaran Daring, Kualitas Pendidikan di Makassar Turun

20 Agustus 2021 18:20 WIB
Rudianto Lallo, Ketua DPRD dan Dewan Pendidikan Makassar
Rudianto Lallo, Ketua DPRD dan Dewan Pendidikan Makassar ( Sonora.ID)

Makassar, Sonora.ID - Pembelajaran secara daring yang berlangsung selama pandemi covid 19 telah menurunkan kualitas pendidikan.

Ketua Dewan Pendidikan Makassar, Rudianto Lallo mengungkap hal itu saat ditemui di kantornya, Kamis (19/8/2021).

Dia mengatakan telah menggelar kuis cerdas cermat sebagai media penilaian. Disiarkan oleh salah satu stasiun tv milik pemerintah.

"Kami dewan pendidikam sudah menggelar lomba cerdas cermat yang disiarkan langsung TVRI, berdasarkan laporan penanggung jawab ada kemunduran dari sisi kualitas," ujar Rudianto yang juga menjabat ketua DPRD Makassar.

Kemudian dihadirkan sejumlah pelajar sebagai perwakilan sekolah. Hasilnya, banyak peserta yang kesulitan menjawab saat sesi tanya jawab.

"Banyak pertanyaan dari dewan juri yang dulu katanya bisa dijawab oleh peserta anak didik kita, sekarang ini susah dijawab. Berarti ini salah satu variabel bagaiman pendidikan kita hari ini," jelasnya.

Padahal standar penyusunan belum berubah. Dimana seharusnya bisa untuk dijawab.

"Kalau seperti itu berarti ada kemuduran," sambungnya.

Baca Juga: Pesan Probosutedjo : Pendidikan Untuk Semua

Rudianto menilai kondisi itu dipengaruhi kedisiplinan anak didik dalam mengikuti pembelajaran daring. Dimana mereka masih merasa liburan sekolah.

Selain itu, ikut mempengaruhi terbatasnya akses teknologi, keterbatasan kouta internet dan lainnya.

"Itu anak-anak sekarang merasa masih libur panjang, ini kan sudah berlangsung 2 tahun.

Olehnya, dewan pendidikan meminta pemerintah segera menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Dengan catatan, penularan covid 19 sudah terkendali dan status pembatasan telah dicabut pemerintah.

"Kalau status PPKM telah dicabut dari level 4 ke 3, sudah bisa dimulai. Lebih cepat lebih baik, karena observasi kita ada penurunan kualitas pendidikan," ungkapnya.

Rudianto menambahkan sistem pembelajaran online saat ini banyak dikeluhkan, karena keterbatasan ekonomi orang tua siswa untuk membeli kouta internet.

"Kelihatan tentunya ada pembeda secara virtual dengan tatap muka langsung. Yang punya banyak kouta tidak masalah ikut, tapi bagaimana siswa yang tanda petik makan saja susah apalagi beli kouta," tutupnya.

Baca Juga: Ini Pesan Dirjen Pauddikdasmen Bagi Pelajar Hadapi Masa Pandemi

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm