Sonora.ID - Sakit mata menjadi salah satu keluhan yang banyak dan terbilang biasa dialami, apa lagi dengan kondisi pandemi saat ini karena diberlakukannya work from home, banyak orang yang mengalami sakit mata karena terlalu banyak menatap layar.
Namun, sakit mata ini ada beberapa jenis dan penyebabnya. 2 jenis sakit mata yang paling banyak dialami adalah mata merah dan bintitan.
Kerap dianggap sama, dalam program Health Corner di Radio Sonora FM, dr. Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menjelaskan perbedaan dari 2 jenis sakit mata tersebut.
Baca Juga: 8 Obat dan Cara Alami Menghilangkan Sakit Mata, Bisa Dilakukan di Rumah
“Beda penyakit,” ungkap dr. Santi.
Bintitan
“Kalau mata bintitan itu penyakitnya pada kulit,” sambungnya menegaskan.
Bukan karena infeksi di dalam mata, tetapi pada keluhan atau penyakit yang satu ini, yang mengalami infeksi adalah pada kulit di sekitar mata, misalnya kulit kelopak mata atas atau bawah, bisa di bagian luar dan dalam.
Baca Juga: Benarkah Sakit Mata Jadi Gejala Baru Covid-19, Begini Penjelasan Ahli
Bintitan sendiri ada dua jenis, yaitu yang terjadi di luar dan ada yang terjadi di dalam, yang disebabkan oleh bakteri atau sumbatan kelenjar.
“Penyebabnya sederhana, bisa karena bakteri, bisa karena sumbatan kelenjar minyak atau kelenjar keringat, atau sumbatan pada folikel rambut atau tempat tumbuhnya rambut, termasuk bulu mata,” jelas dr. Santi.
Sumbatan tersebut biasanya disebabkan oleh adanya bakteri yang berkumpul.
Baca Juga: 5 Manfaat Kantong Teh Celup Bekas untuk Mata, Bisa Usir Mata Panda
Mata merah
“Kalau mata merah itu penyakitnya bisa dari kulit penyebab utamanya, bisa juga dari struktur di bola matanya,” jelas dr. Santi.
Pihaknya menjelaskan bahwa bola mata seseorang terlindung dengan lapisan yang bening, yang bisa mengalami infeksi dan hal inilah yang kemudian menyebabkan mata merah.
Jadi, pada keluhan yang satu ini, yang menjadi pokok permasalahan adalah langsung bagian dari mata tersebut.
Baca Juga: Kenali Milia, Bintik Putih Kecil yang Biasa Muncul di Bawah Mata, Pipi dan Dagu