Banjarmasin, Sonora.ID – Penambahan armada untuk Bus Rapid Transit – BRT Banjar Bakula, melalui program Buy The Service dari kementerian Perhubungan, batal terealisasi tahun ini.
Penyebabnya adalah pengalihan anggaran pengadaan BRT yang dilakukan pemerintah pusat untuk penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.
Rencananya, usulan pengadaan 99 armada baru BRT, untuk mendukung operasional moda transportasi umum tersebut, erutama untuk tiga koridor baru yang akan dibuka pada tahun ini.
"Anggarannya direfocusing oleh pemerintah pusat," ungkap Kepala Dinas Perhubungan Kalsel, Rusdiansyah kepada Smart FM Banjarmasin belum lama ini.
Baca Juga: Siap-Siap Kena Sanksi, Jika Fasyankes di Banjarmasin Berani Memainkan Tarif RT-PCR
Dijelaskannya, rencana penambahan unit baru BRT sudah melewati tahapan kajian. Bahkan menurut Rusdi, pihaknya bersama Kementerian Perhubungan telah melakukan survei unit di lokasi perakitan bus.
Namun pada saat memasuki tahapan pembelian unit, anggarannya sudah diakihkan untuk kepentingan yang lebih mendesak.
"Namun begitu mau realisasi anggarannya keburu dialihkan, padahal kajiannua sudah lengkap semua," beber Rusdi.
Diakuinya, sejak awal, pengadaan BRT di wilayah Kalsel, didukung sepenuhnya oleh pemerintah pusat.
Baca Juga: PPKM Level IV Banjarmasin Berlanjut, Ibnu Sina: Tak Bisa Ambil Kebijakan Lain
Pemprov Kalsel hanya menyediakan halte yang sebagian besarnya didukung oleh pihak ketiga.
"BRT ini sepenuhnya didukung oleh pusat, kita hanya mengadakan halte dan SDMnya," imbuhnya.
Ia berharap, perekonomian negara segera membaik pada tahun depan, agar penambahan unit BRT yang tertunda ini dapat terealisasi.
"Mudahan tahun depan sudah pulih ekonomi kita, biar dapat membiayai pengadaan BRT ini," pungkasnya.
Baca Juga: PPKM Level IV Banjarmasin Berlanjut, Ibnu Sina: Tak Bisa Ambil Kebijakan Lain