Sonora.ID - Sejak kecil, terlebih pada saat masuk ke sekolah, anak-anak pastinya mendapatkan pendidikan untuk mencintai lingkungan hidup dan menjaga kebersihan serta kesehatan lingkungan tempat tinggalnya.
Salah satu caranya yang paling banyak diajarkan dan diingatkan adalah untuk membuang sampah pada tempatnya, sehingga tidak menimbulkan bencana alam seperti banjir atau menyebabkan lingkungan menjadi tidak sehat bahkan rusak.
Terlebih dengan adanya pandemi Covid-19, sampah rumah tangga pun menjadi hal yang perlu diperhatikan, karena adanya tambahan sampah medis di setiap rumah.
Baca Juga: 3 Tips Membuang Masker Bekas Pasien Covid-19 yang Isoman di Rumah
Penggunaan masker yang menjadi hal wajib membuat masing-masing rumah pasti menghasilkan sampah medis, yang ternyata pengolahannya tidak bisa disamakan dengan sampah-sampah jenis lainnya.
Public figure, Tasy Kamila pun mengakui bahwa dirinya masih bingung dengan pengelolaan sampah medis rumahan, karena belum ada fasilitas pengelola sampah yang mau menerimanya, padahal sampah masker pasti akan selalu ada.
Sebelumnya, dirinya mengaku sudah membiasakan memilah sampah, seperti memisahkan sampah organik dan anorganik.
Baca Juga: Banjarmasin Belum Punya Incinerator, Kresek Kuning Tanda Sampah Isoman
“Aku di rumah sudah pilah sampah. Sampah anorganik, kayak plastik, kardus, botol kaca, biasanya aku serahkan ke fasilitas pengelola sampah. Sampah di rumah dijemput, order lewat aplikasi. Tapi ternyata aplikasi dan bank sampah belum mau menerima sampah masker,” ungkapnya membagikan pengalamannya.
Artis yang terkenal sejak masih berusia belia ini juga mengajak masyarakat untuk aware dengan sampah medis yang tidak bisa digabungkan dengan sampah rumah tangga.
Pihaknya menyarankan agar sampah medis tidak dibuang secara sembarang, termasuk membuang sampah masker bekas pakai.
Baca Juga: 3 Tips Membuang Masker Bekas Pasien Covid-19 yang Isoman di Rumah
Cara yang bsia dilakukan adalah dengan menggunting sampah medis bekas pakai, mengumpulkan dalam wadah terpisah, dan melakukan disinfeksi.
“Kalau belum bisa mengolah sendiri atau menemukan lembaga yang bisa mengolah limbah medis, ya sudah yang bisa kita lakukan seengaknya cegah dan pilah,” sambung Tasya menyarakan.
“Aksi kecil kalau dilakukan oleh banyak orang dan kolektif, maka dampaknya akan besar,” sambungnya.
Baca Juga: Bunda, Yuk Edukasi Anak Kenali Bahaya Sampah Plastik