Banjarmasin, Sonora.ID - Keberadaan mural akhir-akhir ini menjadi sorotan tersendiri bagi Pemerintah Daerah.
Di beberapa daerah mulai bermunculan mural yang bertemakan "sentilan" untuk para penguasa sekaligus bentuk protes masyarakat Indonesia.
Atas berbagai dampak yang telah dirasakan oleh masyarakat lantaran terdampak pandemi covid-19.
Terlebih saat ini Indonesia tengah menerapkan kebijakan PPKM atau semi lockdown sehingga membuat banyak masyarakat diberbagai kalangan merasakan dampak yang cukup "menampar".
Kota Banjarmasin comtohnya, sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Selatan pun tak luput dari keberadaan mural "sentilan".
Baca Juga: Mural 'Menyentil' di Banjarmasin Menghilang, Begini Celoteh Warganet
Sayangnya tak bertahan lama, mural bertuliskan 'Wabah Sebenarnya Adalah Kelaparan' yang sempat menghiasi tembok di jalan RE Martadinata, Kel. Telawang hilang dihapus oleh Satpol PP.
Lantas, apakah ini pertanda bahwa Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin anti kritik?
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina pun menepis pernyataan tersebut.
Ibnu mengaku, dirinya tak anti kritik. Baginya kritik seperti apapun tak jadi masalah. Termasuk kritik yang dituangkan di permukaan tembok melalui mural atau grafiti.
Baca Juga: Siapapun Pembuat Mural di Banjarmasin, Tersirat Pesan untuk Pemerintah
"Mural bernada kritik atau segala macam tidak masalah. Asalkan bagus saja tidak masalah. Saya tidak anti kritik. Orang demo yang teriak-teriak di sini saja kita layani," ucapnya, saat dikonfirmasi Smart FM, di Balai Kota, Rabu (25/08) pagi.
"Pemko Banjarmasin, dahulu pernah menggelar lomba mural. Jadi sebenarnya, pemerintah justru memberikan space atau ruang," ungkapnya lagi.
Ia menekankan, bahwa soal kritik hingga masukan, pihaknya juga membuka kanal resmi.
Salah satunya melalui kanal pengaduan di aplikasi e lapor.
Lantas, apakah kini ruang untuk para seniman mural atau grafiti itu tersedia?
Baca Juga: Banjir Ucapan Terima Kasih dari Warga Solo, Rudy: Saya Bahagia
Menanggapi hal itu, berharap seniman mural atau grafiti bisa bekerja sama dengan penyedia tempat-tempat tertentu.
Misalnya pemilik usaha kecil menengah, restoran, hingga rumah makan yang bisa menyediakan ruang untuk seniman mural. Misalnya di dinding halaman parkirnya.
"Ruang ekspresinya bisa dituangkan di situ. Termasuk berisi pesan-pesan positif, membangun, juga optimis. Dan saya kira itu bisa dilakukan. Secara umum, kalau muralnya membangun, orang pasti aman-aman saja. Tak masalah," tutupnya.
Baca Juga: Bikin Kreasi Mural, Ini Cara Seniman Graffiti Banjarmasin Perangi Corona