Sonora.ID - Ketika hidup dan bertumbuh menjadi seorang yang masuk dalam kategori dewasa, kerap kali dalam fase tersebut ditandai dengan sudah adanya atau banyaknya tanggungan yang dimiliki.
Bukan hanya keluarga, misalnya istri dan anak, tetapi tanggungan ini juga termasuk cicilan seperti rumah, kendaraan, atau hal-hal lain untuk memenuhi kebutuhan dan kelayakan hidup seseorang.
Cicilan pun termasuk dalam utang, dan sayangnya utang ini menjadi hal yang sangat trend dan banyak ditawarkan pada masa pandemi Covid-19, mengingat memang perekonomian masyarakat sedang membutuhkan bantuan.
Baca Juga: 3 Hal Ini Patut Menjadi Pertimbangan Saat Kamu Ingin Meminjamkan Uang
Namun, dalam program Smart Financial Wisdom di Radio Smart FM, seorang Pakar Perencanaan Ekonomi, Eko Pratomo menyatakan bahwa ada 3 hal yang menyebabkan tingginya tren berutang.
“Kalau melihat 5 tahun ke belakang memang perkembangannya naik ya,” ungkapnya.
Persepsi hidup
“Ada tiga hal yang mendasari berutang. Yang satu adalah persepsi hidup ya, bahwa kesuksesan itu dilihat dari materi, kepemilikan harta, terutama kalau bagi karyawan di beberapa perusahaan, itu biasanya motor. Kepemilikan motor,” sambung Eko.
Jadi, mereka yang cenderung berutang, memiliki pandangan bahwa kesuksesan itu terukur dari apa yang dimiliki, biasanya adalah kendaraan bermotor.
Baca Juga: Usaha Pinkan Mambo Terbebas dari Utang, Jadi Pedagang Pisang Goreng!
Sehingga, demi mendapatkan kesan sukses tersebut, banyak yang kemudian berutang demi memiliki banyak harta benda tersebut.
Literasi keuangan
“Rendahnya literasi keuangan ini tidak menyadarkan mereka bahwa mereka punya kewajiban-kewajiban yang lain. Misalnya yang sudah punya anak, mereka harus siapkan untuk pendidikan,” tegasnya.
Dengan kurangnya literasi keuangan tersebut dan ketidaksiapan yang terjadi, masyarakat cenderung akan mengambil jalan berutang untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Baca Juga: Fakta Dibalik Kasus Nenek yang Jadikan Cucunya Sebagai Jaminan Hutang
Padahal, jika literasi keuangan sudah tertanam, hal-hal seperti tempat tinggal, biaya menikah, atau pendidikan anak harusnya sudah dipersiapkan jauh-jauh hari.
Eksternal
“Yang ketiga adalah faktor eksternal, itu godaan dari promosi barang-barang maupun fasilitas berutang. Jadi 3 hal itu yang memang dalam 5 tahun terakhir, peningkatannya terasa banget,” jelas Eko.
Tak dipungkiri bahwa pesan tawaran berutang, iklan aplikasi berutang, sangat banyak ditemui di media sosial.
Hal ini kemudian kerap menimbulkan rasa bahwa berutang adalah hal yang mudah dan wajar untuk dilakukan.
Baca Juga: 4 Zodiak Ini Punya Masalah Buruk Terkait Keuangan, Sering Hutang!