“Termasuk bagaimana caranya meningkatkan ekspor ini bisa cross-border, barang bisa masuk (produk dari luar negeri) ke kita dengan mudah, seharusnya kan kita bisa melempar barang keluar juga dengan sangat mudah. Tahun depan kami kami mempunyai program banjir ekspor ke Malaysia dan Singapura yang akan kita ekspor adalah makanan-makanan Indonesia,” lanjut Wientor.
Wientor menjelaskan, memang masih terdapat beberapa persoalan di sektor UMKM, khususnya usaha mikro, dimana mayoritas merupakan sektor informal dan tidak menetap. Kemudian, mayoritas produk dari usaha mikro hanya mengikuti tren generic yang dapat berubah dengan cepat.
Selain itu, para pelaku usaha mikro masih belum memiliki literasi usaha yang baik, serta belum terhubung dengan perbankan, digital ataupun akses lainnya.
Baca Juga: Menteri Erick: Ada Tiga Fokus Utama BUMN Dalam Mendukung UMKM
“Tapi memang yang agak bermasalah dengan usaha yang mikro. Usaha mikro ini yang setiap saat bisa berganti karena ini bagian dari ekonomi subsistensi. Kemudian kebanyakan itu sektornya informal jadi tidak terdata,” sebut Wientor.