Klaten, Sonora.ID - Tol Solo-Yogyakarta akan segera dibangun dan yang rumahnya terkena pembangunan tol maka akan menerima uang ganti untung.
Camat Polanharjo, Joko Handoyo menjelaskan ada tujuh desa di Kecamatan Polanharjo yang terkena dampak proyek pembangunan jalan tol. Ketujuh desa itu antara lain, Sidoharjo, Kranggan, Keprabon, Kapungan, Glagahwangi, Polanharjo dan Kahuman.
"Sebagian besar lahan yang terkena dampak adalah persawahan. Hampir 90 persen warga sudah terima ganti untung," tuturnya.
Joko mengimbau warga yang terkena dampak dan sudah menerima uang ganti untung untuk dapat menggunakan dengan sebaik-baiknya tidak untuk konsumtif.
Baca Juga: Warga Klaten Hentikan Kegiatan 'Sambatan' Saat Detik-Detik Proklamasi Selama 3 Menit
Salah satunya warga Desa Kranggan, Kecamatan Polanharjo, Klaten, Agung Setiyoko atau akrab disapa Agung Bakar yang menerima ganti untung terkait pembangunan Jalan Tol Solo-Yogyakarta.
Dia menerima ganti untung proyek jalan tol tersebut secara simbolis sekitar tiga pekan lalu bersama dengan warga yang terkena dampak lainnya. Agung menerima uang ganti untung proyek strategis nasional (PSN) Trans Jawa sekitar Rp 4 miliar.
Agung mengungkap besaran uang yang dia terima itu karena lahan dan bangunan miliknya terkena dampak proyek pembangunan jalan tol.
"Luas lahan hampir 400-an meter persegi. Kalau sama bangunan ada sekitar 700 meter persegi," ungkap dia.
Meski dapat uang secara mendadak dalam jumlah besar karena proyek jalan tol, tidak lantas membuat Agung yang merupakan seniman untuk berperilaku konsumtif.
Agung memilih memanfaatkan uangnya itu untuk membangun tempat tinggal baru dan padepokan sanggar seni serta fasilitas pendukung lainnya. Dia sudah lama memikirkan pendirian padepokan sangar seni guna mengembangkan potensi budaya bagi masyarakat. Agung mengaku sudah menyiapkan lahan untuk pembangunan padepokan sanggar seni.
Agung mengungkap akan memanfaatkan padepokan yang dia dirikan untuk membuka sekolah pedalangan, karawitan, bahasa Jawa dan seni lainnya secara gratis bagi masyarakat.
"Nanti kita siapkan gamelan, wayang dan lain-lain. Latihanannya kita gratiskan untuk masyarakat. Kita buka kelompok-kelompok kelas untuk anak dan masyarakat," tutur dia.
Baca Juga: Poster Berisi Sindiran Kepada Pemerintah Beredar di Klaten, Begini Tanggapan Bupati Klaten
Tujuan Agung mendirikan padepokan itu karena Agung ingin masyarakat sekitar dan anak-anak muda sekarang dapat lebih melestarikan kebudayaan jawa yang pada zaman sekarang sudah mulai luntur.
Pihaknya akan menggandeng pegiat seni dari berbagai bidang untuk mewujudkan sekolah kesenian yang dia gagas itu. Target yang ingin dicapai dari padepokan ini tidaklah muluk-muluk, hanya ingin membuat anak-anak ketika sudah pulang bisa berbicara bahasa jawa dengan baik kepada orang tuanya.