"Kita harus memahami itu, karena dalam kehidupan bermajemuk, kita sepatutnya menjunjung tinggi nilai toleransi," tukasnya.
Dr. Andi melanjutkan, penting pula pendidikan kewarganegaraan yang harus selalu diperkuat, pemahaman agama yang benar, terlebih Islam yang cinta kedamaian.
"Generasi muda yang saat ini hidup di tengah teknologi dan media sosial yang maju, harus benar-benar memahami literasi digital, dengan menyaring mana benar dan salah, dan jangan langsung menyebarkan informasi yang belum tahu kebenarannya," tutupnya.
Baca Juga: 5 Jenis Permainan Tradisional untuk Memupuk Teamwork pada Anak
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan H. Muhammad Tambrin menambahkan, penting pula mahasiswa memilih dan memilah hingga memastikan majelis ilmu yang ingin diikutinya dan narasumbernya yang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Selain itu disampaikannya, dalam pandangan agama, terlebih Islam yang menolak kekerasan dan mencintai perdamaian, juga dimiliki agama lain yang tidak mengajarkan kekerasan dan kerusakan.
"Kami Kementerian Agama dan Kepolisian Daerah Kalimantan Selatan berupaya mengawal bersama, agar setiap narasumber atau ustaz yang mengajar di majelis punya kapasitas dan kapabilitas, dan nilai kealimannya dapat dipertanggungjawabkan," tuturnya di tempat yang sama.
Baca Juga: 80 Persen dari Seribu Pemuda Indonesia Diklaim Terpapar Paham Radikal