Solo, Sonora.ID - Harga tembakau dipasaran sangat ditentukan dari kualitasnya.
Maka dari itu petani tembakau wajib untuk selalu menjaga kualitas tembakau yang ditanam.
Seperti halnya yang dilakukan petani tembakau di Klaten.
Pada hari Sabtu (28/8/2021) puluhan ton tembakau basah siap untuk dipanen. Nantinya, hasil panen tersebut akan diekspor ke luar negeri.
Baca Juga: Wali Kota Medan Perintahkan ke Isoter, 15 Anak Panti Asuhan di Medan Tuntungan Positif Covid-19.
Saat ini telah memasuki masa panen raya tembakau, terutama di Kecamatan Kalikotes.
Juwandi (53) merupakan salah satu petani tembakau asal Desa Karangpakel, Trucuk sekaligus Humas Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Klaten mengaku memiliki lahan tembakau di Kalikotes.
Beliau juga mengatakan sudah mempunyai pasar untuk menjual hasil panenan tersebut.
"Kita selaku petani tembakau musim tanam 2021 kita mempunyai pasar yang komplit," kata Juwandi.
Baca Juga: Peringatan HANI, BNN Sulsel Musnahkan Ratusan Kilogram Narkoba
Juwandi mengatakan, bekerja sama dengan PT Aliansi One Indonesia (AOI) yang juga bergerak di bidang ekspor.
Dia menjelaskan, kerja sama dengan PT AOI itu atas petunjuk dari Bupati, Sri Mulyani.
"Kami kerja sama dengan PT AOI, agar Kabupaten Klaten bisa menjadi komoditi pertanian, salah satunya kami selaku petani tembakau," ujar Juwandi.
Baca Juga: Tarif Cukai Tak Naik Tahun Depan, Emiten Rokok Yay or Nay?
Beliau juga mengungkapkan, hasil panen tembakau di Kabupaten Klaten pihaknya bisa memanen sekitar 20 hingga 25 ton basah per hektar.
Sedangkan beliau mempunyai lahan yang ditanami tembakau di Kabupaten Klaten ada sekitar 5 hektar.
Awalnya Juwandi mengalami kendala, karena pada masa beliau menanam tembakau masih musim penghujan.
Karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang tanaman tembakau. Berbagai upaya telah beliau lakukan agar tembakaunya tetap tumbuh dengan subur.
Baca Juga: Asosiasi Petani Tembakau Indonesia Minta Keran Impor Tembakau Dibatasi
"Wonogiri kami bekerjasama dengan petani lain dan bisa mendapat panen mencapai 30 ton tembakau basah per hektar," ucap beliau.
Juwandi menggunakan tembakau jenis Dark Fire Cured (DFC) atau Grombol jati.
Juwandi memilih tembakau tersebut sebab tembakau tersebut digunakan untuk isi cerutu dan dicari oleh perusahaan rokok yang berada di Amerika dan Eropa.
Baca Juga: Merokok Sedari Dini, Dokter: Gangguan Kesehatan Diakumulasi di Masa Tua
"Ini bukan super, ini yang diinginkan mereka," kata beliau.
Beliau mengaku mendapatkan target dari perusahaan luar negeri tersebut sekitar 50 ton hingga 100 ton tembakau kering. Musim panen tembakau tersebut sekitar September sampai Januari.
"Tembakau punya peluang ekspor tinggi, masalah kendala, kita tidak bermasalah karena pasar sudah komplit," pungkas beliau.