Palembang, Sonora.ID - Keberadaan Islam Nusantara terutama sebelum adanya kesultanan dan sebelum kolonial minim data, oleh sebab itu Ahmad Suaedy Dekan Fakultas Islam Nusantara Universitas Nahdatul Ulama Indonesia Jakarta & Johan Wahyudi mahasiswa semester 3 Program Doktoral Fakultas Islam Nusantara mencoba menelusurinya.
Kepada Sonora (27/08/2021) mereka menuturkan proses penelitian yang sedang dijalani saat ini.
“Sebagian besar data setelah kesultanan dan kolonial. Komunikasi, interaksi, penduduk hindu budha dengan islam. Riset tentang air, bandar, muara, sungai memiliki peran penting terhadap transmisi islam, juga berkaitan dengan rempah, komoditi yang diperdagangkan. terjadi komunikasi masyarakat antara orang-orang local untuk memberi pengetahuan tentang rempah, sementara dari luar membawa kebudayaan mereka dari cina, india, timur tengah. Sangat menarik, sayang datanya sangat sulit dicari,” ujar Suaedy.
Baca Juga: FAPJP Gelar Gebyar Vaksinasi di Masjid PUSDAI Bandung
Ada berapa aspek yang menjadi sumber data, aspek ketokohan seperti makam, tokoh islam. Aspek spiritual dengan mempelajari naskah.
“Mempelajari makam, menelusuri sungai, komoditas lada di muara, kemenyan, emas. Banyak perubahan yang terjadi dan akan dicek kembali,” tukasnya.
Johan Wahyudi menambahkan keberadaan sejarah dimasa lampau bisa ditampilkan dengan model kekinian dengan menggunakan gadget.
Sejarah lampau bisa dikemas apik dengan memanfaatkan teknologi seperti YouTube dan game online.
“Ada game tentang Sriwijaya, sejarahwan bisa menjadi konsultannya. Senjata bisa diubah jadi keris atau tombak,” ujarnya.
Baca Juga: Wapres Sebut Indonesia Memerlukan Sistem Pelayanan Kesehatan yang Sesuai Akidah Islam
Dirinya berharap agar sejarah bisa ditulis dari orang kecil atau rakyat biasa, selama ini sejarah ditulis oleh orang besar saja.
“Harus disokong pemerintah, sector ekonomi kreatif sehingga terbentuk ketahanan nasional,” kata dia.