Sementara, PDB Malaysia sebelum pandemi atau di kuartal II-2019 mencapai 350 miliar ringgit.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri di kuartal II-2021 ini memang tidak sampai 2 digit, yakni 7.1 persen.
Namun, jika melihat PDB Riil, Indonesia sudah melewati pre-covid level, yaitu dari 2.735 triliun rupiah di kuartal II-2019 menjadi 2.773 triliun rupiah pada kuartal II-2021.
“Indonesia yang kontraksinya relatif mild, namun dengan rebound di 7.1 persen, kita sudah pada level GDP Riil kita sudah melewati pre-covid level,” lanjut Sri Mulyani.
Baca Juga: Sri Mulyani: Realisasi Anggaran PEN Bidang Kesehatan mencapai 35.9% dari pagu
Dalam kesempatan tersebut, wanita yang akrab disama Ani ini juga mengungkapkan bahwa defisit fiskal Indoensia tidak sedalam negara-negara lainnya di dunia, dan merupakan hal yang harus disyukuri.
“Memang defisit kita tidak sedalam negara-negara lain coba lihat yang sebelah kiri paling kiri ini semua negara-negara yang kontraksinya double digit dan defisitnya sangat dalam.
Pihaknya juga masih akan terus memantau dan mengamati berbagai data-data yang ada, sebagai dasar dari pembentukan kebijakan-kebijakan kedepan.
Baca Juga: Sri Mulyani: APBN Dukung Program Penurunan Emisi Karbon