Sonora.ID - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memproyeksi konsumsi rumah tangga di tahun 2021 ini hanya tumbuh dikisaran 2,2 hingga 2.8 persen.
Salah satu penyebab belum maksimalnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga di keseluruhan tahun 2021 adalah karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan pemerintah akibat dari meningkatnya kasus positif Covid-19.
“Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2021 batas bawahnya di 3,7 dan batas atasnya 4,5 kalau dilihat dari dsk agregasi dari komponen agregat demandnya konsumsi kita mungkin hanya akan tumbuh di kisaran 2,2 hingga 2,8 persen,” kata Sri Mulyani dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Senin (30/08/2021).
Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Ekonomi Indonesia di Kuartal II-2021 Lampaui Level Sebelum Pandemi
Ia menjelaskan konsumsi rumah tangga pada kuartal II-2021 mengalami lonjakan yang cukup tinggi, namun hal tersebut dikarenakan basis yang rendah pada kuartal II-2020 yang lalu.
Selain itu, lonjakan konsumsi pada waktu itu terjadi karena faktor musiman, yakni adanya momentum lebaran.
Memasuki kuartal III-2021, konsumsi kembali tertahan sebagai dampak dari penerapan PPKM dari sekitar bulan Juli hingga saat ini.
Sementara kuartal IV, jika kondisi membaik, dimana kasus Covid-19 mulai dapat dikendalikan kembali dan mobilitas dapat meningkat, maka, konsumsi rumah tangga kuartal 4 diharapkan dapat kembali meningkat.
Baca Juga: Upaya Percepatan, Sri Mulyani: Tahun Depan Ada Vaksinasi Mandiri
Selain itu, terdapat juga momentum musiman, seperti libur natal dan tahun baru, yang diharapkan dapat meningkatkan konsumsi rumah tangga.
“Kuartal ketiga kita akan kena PPKM, kuartal keempat nanti kalau ada nataru (natal dan tahun baru), biasanya akan cukup meningkat lagi dan seasonal, namun kalau covid tidak mengancam kita akan bisa dapat memanfaatkan momentum kuartal ke empat,” lanjut Sri Mulyani.
Dalam kesempatan yang sama, Sri mulyani menjelaskan bahwa PPKM yang diterapkan pemerintah sejak sekitar bulan Juli hingga Agustus ini telah memberikan dampak yang luar biasa.
Baca Juga: Sri Mulyani: Realisasi Anggaran PEN Bidang Kesehatan mencapai 35.9% dari pagu
Dari sisi mobilitas masyarakat, telah terjadi penurunan sekitar 17.8 persen, dari sisi ritel dan recreation turun 13.1 persen, begitu juga dengan grocery dan farmasi juga mengalami penurunan.
“Karena terus terang PPKM semenjak Juli-Agustus ini memberikan dampak yang luar biasa. Mobilitas kita drop 17 persen. Jadi, kalau Covid-19, merebak dampaknya sangat dalam,”sebut Sri Mulyani.
Selain itu, Indeks Keyakinan konsumen juga mengalami penurunan di bawah 100, menjadi 80.2 di bulan Juli 2021. Demikian pula dengan Indeks Penjualan Ritel yang mengalami penurunan.
Baca Juga: Sri Mulyani: APBN Dukung Program Penurunan Emisi Karbon