Sonora.ID - Bulan Agustus ini, Sumsel masuk di musim kemarau, bahkan puncak musim kemarau, namun beberapa hari terakhir sering terjadi hujan baik di pagi hari maupun sore hari.
Desindra Dedi Kurniawan, Kepala BMKG SMB Palembang kepada Sonora (31/08/2021) menjelaskan penyebabnya.
“Hal ini karena terjadi fenomena atmosfer. Diawal Agustus ada IOD atau dipole mode index yang menyebabkan masa udara atau uap air Samudra Hindia sebelah barat atau sebelah timur Afrika bergerak masuk ke wilayah Sumatera atau Indonesia bagian barat sehingga banyak turun hujan. Karena stok uap air untuk pembentukan awan-awan hujan melimpah. Juga ada MJO atau kumpulan awan yang bergerak di kuadran 2 di Sumsel, ditambah lagi adanya konvergensi dan belokan sehingga muncul awan-awan hujan,” ujarnya.
Baca Juga: Akibat Cuaca yang Ekstrim, Harga Cabai Serta Beberapa Komoditi Lainnya Melonjak
Selain itu suhu permukaan air laut juga masih hangat jadi bahan bakunya mendukung atau melimpah ditambah lagi fenomena dinamis atmosfer, konvergensi dan belokan menyebabkan banyak pertumbuhan awan-awan hujan di Sumsel, sehingga Agustus di musim kemarau tapi kenyataannya masih mendapatkan hujan.
Fenomena ini diprediksi akan terjadi hingga bulan Sepetember.
Curah hujan September masih cukup tinggi kategori menengah bahkan diatas 150 MM dalam satu bulan.
Baca Juga: Hindari Kebiasaan Mengonsumsi Minuman Manis dan Rebahan Berlebihan
Bahkan di Sumsel sebagian di bulan September sudah masuk awal musim hujan.
“ Kemungkinan musim hujan maju. Probabilitas hujan di bulan September diatas 150 mm atau diatas 70%,” tukasnya.
Wilayah Sumsel bagian barat memiliki curah hujan yang tinggi seperti di Pagar Alam, Empat Lawang, Muratara, Oku selatan dan Lahat.
Palembang berdasarkan sifat hujan juga berada diatas normal.
Baca Juga: Es Dawet Telasih Pasar Gedhe Solo, Minuman Legendaris Sejak 1930
“ Rata-rata sebagian wilayah Sumsel curah hujannya diatas normal diatas bulan Septermber,” ujarnya.
Di penghujung bulan Agustus atau awal September perlu diwaspadai fenomena cuaca ektrem di wilayah Sumsel seperti hujan lebat, angina kencang, putting beliung, petir.
Adanya fenomena cuaca ekstrem akan muncul dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.