Kerangka tersebut ternyata mengandung DNA berbeda dengan DNA manusia purba yang selama ini dipahami sebagai asal usul manusia di wilayah Indonesia.
"Ilmu pengetahuan menyebut manusia Indonesia berasal dua asal-usul, yaitu Afrika dan Taiwan. Temuan DNA Denivason ini membuktikan bahwa ada asal-usul ketiga. Ini yang menjadi agenda penelitian selanjutnya,” terang Prof Akin Duli.
Salah seorang anggota peneliti, Iwan Sumantri, menjelaskan bahwa penemuan kerangka manusia purba ini memiliki makna yang luar biasa bagi ilmu pengetahuan. Termasuk, bagian dari upaya menjelaskan jati diri bangsa Indonesia.
Temuan kerangka 'Besse', kata Iwan, menunjukkan bahwa keragaman bangsa Indonesia sangat kompleks.
Baca Juga: Perpusnas: Membangun Sejarah dan Memupuk Nasionalisme Dengan Membaca
"Bahkan, dalam perspektif yang berbeda, saya menyebutkan bahwa penemuan ini menunjukkan tidak ada yang bisa mengklaim sebagai pemilik atau penduduk asli Indonesia. Kita ini bangsa yang secara alamiah memiliki asal-usul yang kompleks,” ucap Iwan.
Untuk itu, dirinya mengapresiasi ketajaman insting Prof Akun Duli sebagai peneliti dan arkeolog. Menurutnya, pilihan untuk melakukan penggalian pada situs ditemukannya kerangka 'Besse' adalah keputusan yang memadukan ilmu, pengalaman, serta naluri peneliti.
Baca Juga: 5 Fakta Menarik tentang Sejarah Bendera Merah Putih, Pernah Disobek!
“Itulah sebabnya, menurut saya Prof. Akin Duli ini selalu saya sebut sebagai ‘Bapaknya Besse’, karena temuan ini layak disematkan kepada beliau,” kata Iwan sambil berkelakar.
Iwan menuturkan, artikel ilmiah terkait penelitian ini masih menyisakan ruang untuk penelitian lanjutan yang kaya akan keingintahuan.
Hal ini menunjukkan kekayaan kawasan Wallacea, lokasi tempat Leang Paningnge, berada.
Iwan Sumantri mengusulkan agar Unhas membentuk Center for Wallacea Studies untuk mengkaji secara kontinyu dan sistematis kekayaan peninggalan pra sejarah di wilayah Maros, Pangkep dan kawasan sekitarnya.
Tak hanya itu, ia juga mendesak Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Maros agar Leang Paningnge, lokasi penemuan kerangka 'Besse' segera dijadikan situs cagar budaya berskala nasional.
Baca Juga: Berkunjung ke Museum-Museum Unik di Kota Semarang? Siapa Takut