Sonora.ID - Pada hari ini, Kamis 02 September 2021 Hingga Pkl. 10:30 Wita Vaksin Merah Putih menjadi trending topik pertama di Media Sosial Twitter dengan sebanyak 38.7 K Tweets. Dengan menjadikannya perbincangan di media sosial, perlunya mengenal seperti apa vaksin merah putih.
Mengingat saat ini di Indonesia vaksin yang sudah berjalan ada 3 (Tiga) jenis vaksin yakni Vaksin Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm.
Dikutip dari Tribunbali.com, Vaksin Covid-19 Merah Putih adalah vaksini yang sedang dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair). Vaksin ini ditargetkan bisa diproduksi secara massal pada 2022.
Baca Juga: Sukseskan PTM, Siswa SMP di Palembang Bakal Disuntik Vaksin
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito mengatakan bahwa Universitas Airlangga akan berkolaborasi dengan PT Biotis dalam memproduksi vaksin Merah Putih tersebut.
"Jadi, awal bulan dari 2022, harapannya adalah sudah bisa diproduksi secara massal, itu (vaksin merah putih) yang platformnya inactivated virus yang bersama dengan PT Biotis," katanya.
Lebih lanjut, Penny menyampaikan bahwa, pihaknya akan mendampingi Universitas Airlangga dan PT Biotis untuk memenuhi good manufacturing practice (GMP) uji klinik terhadap vaksin. "Saya kira sudah dipenuhi dalam beberapa bulan ke depan," ujarnya.
Baca Juga: Putuskan Penyebaran Covid-19, Walikota Medan Genjot Vaksin Hingga Tingkat Kewilayahan
Selain itu, Penny juga mengungkapkan jika vaksin Merah Putih yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler (LMB) Eijkman dan PT Bio Farma dengan platform protein rekombinan diharapkan dapat diproduksi pada 2022.
"Harapannya adalah akhir semester satu 2022 EUA bisa diberikan, artinya uji klinik sudah selesai. Harapannya, pada semester kedua dari 2022 bisa diproduksi," ujarnya sembari berharap vaksin Merah Putih dapat diproduksi sesuai target dan dapat dipercepat.
Seperti diketahui, vaksin Merah Putih dikembangkan oleh enam lembaga dalam negeri, yakni LBM Eijkman, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga. Enam lembaga tersebut mengembangkan vaksin Covid-19 dengan metode yang berbeda.
Eijkman mengembangkan dengan platform protein rekombinan, UI dengan platform DNA, MRNA, dan virus-like particle.
Sementara Universitas Airlangga adenovirus, ITB juga adenovirus, sementara Universitas Gajah Mada menggunakan protein rekombinan dan LIPI juga dengan protein rekombinan.
Baca Juga: Karena Keterbatasan Vaksin, Dosis Kedua Diprioritaskan untuk Kelompok Ini